Wednesday, August 21, 2013

Mengasihi Jangan Pura-Pura (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Roma 12:9
=================
"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik."

Suatu kali seorang teman saya memutuskan untuk berhenti dari tempatnya bekerja karena merasa tidak nyaman disana. Ia bercerita bahwa suasana di kantornya penuh kepalsuan. Di permukaan semua tampak baik-baik saja. Senyum, sopan, tapi di belakang ada banyak intrik dengan kepentingan masing-masing. Uang yang digelapkan, menyebarkan isu-isu miring terhadap rekan sekerja, cari muka kepada pimpinan agar mendapat posisi tinggi lewat gaya menjilat tapi dibelakang mereka menghujat dan menghina bahkan dari hal-hal yang sama sekali tidak perlu seperti model pakaian, cara jalan dan lain-lain. "Daripada saya lama-lama gila disana, lebih baik saya keluar dan mencari tempat kerja lain dengan suasana yang lebih nyaman." katanya. Di sisi lain saya mendengar pula teman lain yang bercerita tentang kantornya yang penuh kemunafikan. "Bayangkan, mereka melakukan doa pagi sebelum mulai bekerja lho.. tapi ketika sampai pada urusan duit, mereka bisa melakukan mark-up atau menipu tanpa rasa bersalah sedikitpun." kata teman saya ini. Tipikal orang-orang 'bermuka dua' seperti ini tentu tidak asing bagi kita karena tentu kita pernah berjumpa dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin di antara orang-orang yang dekat dengan kita. Ironisnya hal seperti ini bukan hanya terjadi diluar tapi gereja pun mulai terjangkit hal yang sama. Saya sudah sering mendengar keluhan jemaat yang dinomorduakan, dikucilkan atau dihakimi karena satu dan lain hal. Ada gereja yang menyediakan kursi berbeda, di depan bagi jemaat kaya, VIP, orang penting sedangkan jemaat biasa dibelakang saja, meski kursi di depan masih kosong. Ada yang tampil hebat di depan tetapi dibelakang penuh iri hati dan gemar mengeluarkan kata-kata negatif, termasuk menjelek-jelekkan teman sendiri kepada orang lain. Bahkan tidak jarang kita bertemu dengan orang yang seperti terpaksa senyum lantas mengabaikan kita.

Inilah contoh-contoh kasih yang pura-pura. Kasih yang pura-pura membungkus segala motivasi terselubung, keinginan-keinginan daging dan berbagai kejahatan lainnya dengan perbuatan atau sikap yang baik. Kasih yang pura-pura adalah kasih yang ditunjukkan kalau ada maunya, pamrih atau sekedar karena terpaksa saja. Jadi jika ditanya apakah ada kasih yang pura-pura? Jawabannya tentu saja ada. Selain beberapa contoh di atas, ada banyak lagi contoh lain yang akan sangat panjang jika disebutkan disini.

Alkitab pun mengatakan bahwa bentuk kasih yang pura-pura itu memang ada. Bahkan ketika Paulus mengunjungi jemaat di Roma, ia merasa perlu untuk mengingatkan para jemaat disana akan bahayanya kasih pura-pura. Jika Paulus menasihati akan hal ini, tentu artinya hal semacam ini terjadi disana. Sebagian jemaat disana tampaknya belum mengerti tentang bagaimana bentuk kasih yang sesungguhnya, mengira bahwa kasih cukuplah hanya berupa ucapan mulut atau tampak depan saja tanpa disertai oleh bentuk-bentuk tindakan nyata. Sebagian dari kita hari ini ternyata masih sama seperti jemaat di Roma, oleh karena itulah pesan Paulus ini tetap relevan dan penting untuk kita ketahui dan renungkan.

Paulus mengingatkan jemaat dengan pesan seperti yang tertulis dalam ayat bacaan kita hari ini: "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik." (Roma 12:9). Kalau mengasihi hendaklah tulus. Hindari yang jahat dan perbuat yang baik. Demikian kata Paulus. So if you want to love, you should be sincere and real. Kenapa? Sebab kasih seperti itulah yang ditunjukkan Tuhan kepada kita. Sebuah kasih yang tidak mencari kepentingan sendiri, kasih yang peduli, tidak kenal batas dan berisi pengorbanan. Tuhan sudah melakukan kasih seperti itu kepada kita, alangkah memalukannya apabila kita masih tidak menyadari dan merasa boleh untuk mengasihi secara palsu.

Jika demikian, bagaimana sebenarnya bentuk-bentuk kasih yang sesungguhnya dan tidak pura-pura ini? Paulus menyebutkan sederetan bentuk kasih yang sungguh-sungguh dalam rangkaian ayat selanjutnya dari perikop yang sama.
- Saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat (ay 10)
- Bekerjalah dengan rajin. Jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan semangat dari Roh Allah (ay 11)
- Tetap bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan terus berdoa dengan tekun (ay 12)
- Bantu orang-orang yang dalam kekurangan, beri mereka tumpangan dengan keramahan dan senang hati (ay 13)
- berkati orang-orang yang jahat kepada kita, jangan mengutuk mereka (ay 14)
- turutlah bersukacita dengan orang yang sedang bersukacita, menangislah dengan orang yang sedang menangis, ini menunjukkan sikap berbagi rasa dengan tulus (ay 15)
- jangan sombong merasa lebih pintar dari yang lain, tetapi sesuaikan diri kita dengan orang lain dan hiduplah rukun (ay 16)
- jangan balas kejahatan dengan kejahatan, tetapi fokuslah dengan melakukan hal yang baik (ay 17)
- hiduplah dalam damai bukan hanya dengan sesama saudara/i seiman tetapi dengan semua orang (ay 18)
- jangan hidup dengan keinginan untuk membalas dendam (ay 19)
- bahkan seandainya orang yang jahat kepada kita sedang mengalami kesusahan, kita harus siap membantu mereka (ay 20)
- jaga diri baik-baik agar tidak kalah terhadap hasutan-hasutan jahat tetapi kalahkan dengan kebaikan (ay 21)

Jika kita memperhatikan baik-baik sederetan kriteria di atas, kita bisa melihat bahwa sebenarnya kasih yang sungguh-sungguh tidaklah mudah untuk dilakukan. Untuk mengadopsi kasih yang sungguh-sungguh menurut kriteria Allah kita perlu melibatkan niat yang serius, mengalahkan kepentingan-kepentingan diri sendiri dan melakukan usaha ekstra yang memerlukan kerja keras dan pengorbanan. Jika itu belum menjadi bagian dari kita, artinya kita termasuk dalam golongan orang-orang yang belum bisa mengamalkan kasih sungguh-sungguh dalam standar Kerajaan Surga.

(bersambung)

1 comment :

Young N Free said...

Saya merasa sangat diberkati melalui renungan ini. Puji syukur kepada Tuhan Yesus dan terima kasih kepada penulis. Tuhan Yesus memberkati

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker