Wednesday, June 20, 2012

Menghormati dan Membalas Budi Orang Tua

Ayat bacaan: Efesus 6:1-3
====================
"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi."

Habis manis sepah dibuang. Pepatah ini sering terjadi pada orang tua yang pada masa-masa senjanya tidak lagi dipedulikan oleh anak-anaknya sendiri. Anak-anak mereka sudah sibuk dengan dunianya masing-masing, sehingga merasa direpotkan jika harus mengurus orang tuanya yang sudah lanjut usia. Betapa memprihatinkan jika melihat hal seperti ini. Bagai kacang lupa kulit, anak-anak ini melupakan segala pengorbanan dan jasa orang tuanya dahulu sehingga mereka bisa menjadi siapa diri mereka hari ini. Mereka merasa terlalu sibuk untuk merawat orang tuanya, risih membersihkan kotoran-kotoran, merasa malu dilihat orang "menenteng-nenteng" orang tuanya atau alasan-alasan lain. Tidak jarang pula pasangan mereka menentang karena tidak mau direpotkan oleh kehadiran orang tua yang sakit-sakitan di rumahnya. Saya mendengar langsung dari beberapa orang tua yang tidak dipeduli lagi oleh anak-anaknya berkata lebih baik mati saja daripada menjadi masalah bagi hidup anak-anaknya. Ada beberapa dari anak-anak ini yang ternyata mengalami kepahitan karena orang tuanya dahulu terlalu keras dalam mendidik mereka, atau terlalu sibuk sehingga tidak mempedulikan mereka. Setelah mereka dewasa mereka pun menjadi individualis yang sama sekali tidak dekat dengan orang tuanya. Kejadian seperti ini banyak terjadi di sekitar kita dan mungkin dianggap wajar oleh dunia. Tapi Alkitab tidak menyatakan demikian. Apapun alasannya, seorang anak dituntut untuk menghormati orang tuanya tanpa syarat. Melawan atau membangkang orang tua tidak pernah mendapat pembenaran di mata Tuhan, apapun alasannya.

Mari kita lihat apa kata Firman Tuhan mengenai keharusan anak atau cucu kepada orang tuanya. "Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah." (1 Timotius 5:3). Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa anak cuculah yang seharusnya menjadi orang pertama yang wajib memperhatikan nasib mereka. Bukan pembantu, bukan perawat, bukan pula panti jompo atau orang lain. Dikatakan belajar berbakti dan belajar membalas budi orang tua dan nenek/kakek mereka. Disaat orang tua sudah tidak bisa lagi berbuat banyak karena usia mereka yang sudah lanjut, saatnya bagi para anak dan cucu untuk berbakti dan membalas budi mereka yang dahulu mati-matian dalam membesarkan anak-anaknya dengan penuh cucuran keringat dan air mata. Alangkah menyedihkannya melihat orang-orang yang merasa malu atau risih untuk mengurus orang tua mereka, atau malah untuk sekedar bertemu dengan orang tua mereka. Begitu teganya mereka lupa akan perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan orang tua disaat mereka masih kecil. Disaat dulu tidak bisa apa-apa, orang tua berjuang habis-habisan agar anak-anaknya mendapat yang terbaik, tetapi di saat kini orang tua yang tidak bisa apa-apa lagi, bukannya membalas budi tetapi anak-anak yang tidak berbakti ini justru meninggalkan orang tuanya. Firman Tuhan dengan tegas berkata bahwa apa yang berkenan bagi Tuhan adalah sikap dari anak dan cucu yang mau berbakti dan tahu membalas budi. Tuhan tidak suka orang-orang percaya yang tidak tahu membalas budi, bersikap habis manis sepah dibuang, kacang lupa kulit, apalagi terhadap orang tua mereka sendiri.

Hal menghormati orang tua sangatlah penting dimata Tuhan. Lihatlah ayat bacaan hari ini yang diambil dari surat Paulus kepada jemaat Efesus. "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi." (Efesus 6:1-3). Paulus mengingatkan mreka kembali akan salah satu dari 10 Perintah Allah yang turun lewat Musa yang berbunyi: "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16). Hormati, itu bukan hanya mengacu pada hubungan disaat keduanya masih segar bugar, tetapi justru akan sangat terlihat dari bagaimana sikap kita menghadapi orang tua yang sudah sakit-sakitan atau lemah di usia senjanya. Menghormati orang tua bukan tergantung dari baik tidaknya mereka membesarkan kita, tapi itu merupakan keharusan yang mutlak untuk dilakukan oleh para anak di mata Tuhan. Tuhan tidak berkata: "Hormatilah ayah dan ibumu jika mereka merawat dengan penuh kasih sayang dan tidak pernah marah/menghukummu." Tidak. Tuhan berkata tegas, "hormatilah ayahmu dan ibumu", dan itu tanpa syarat. Untuk apa? Supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu. Kita akan jauh dari berkat Tuhan apabila melanggar perintahNya, dan itu akan membawa kerugian bagi kita sendiri juga.

Ayah, ibu, nenek, kakek, mereka adalah orang tua kita yang harusnya kita kasihi dan hormati. Terlepas dari kekurangan-kekurangan mereka, kita tidak akan ada tanpa mereka. Tidak jarang mereka harusberjuang habis-habisan untuk membesarkan dan menyekolahkan kita. Mertua pun harus kita hormati sebagai orang tua kita. Bukankah pasangan kita tidak ada tanpa mereka?  Jika kita sudah bekerja mapan hari ini, semua itu tidaklah terlepas dari usaha orang tua kita juga? Sekeras-kerasnya mereka mengasuh atau malah sejahat-jahatnya mereka, tentu sedikit banyak ada hal-hal baik yang kita peroleh dari mereka. Dan itupun layak untuk dihargai. Diatas segalanya, kasih merupakan inti dasar kekristenan yang harus berlaku unconditional alias tanpa syarat. Jika kepada orang lain saja kita harus mengasihi, apalagi terhadap orang tua kita sendiri. Jika diantara teman-teman ada yang mengalami kepahitan terhadap orang tua, mulailah melunakkan hati dan melepaskan pengampunan. Hampiri mereka dan berbesar hatilah. Mulailah bangun kembali hubungan yang sudah terputus sekian lama dan jadikan kasih sebagai dasarnya. Jika anda selama ini terlalu sibuk sehingga jarang bertemu atau menghubungi orang tua anda, ambillah waktu sekarang juga sebelum semuanya terlambat. Berusahalah agar mereka bisa bahagia di hari-hari akhir mereka. Sehingga bukan saja mereka akan akan merasa bangga terhadap anak-anaknya, tapi Tuhan pun akan berkenan dan menghargai tinggi sikap seperti ini.

Tuhan berkenan kepada anak-anak yang berbakti dan tahu membalas budi kepada orangtuanya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...