Saturday, June 30, 2012

Membangun Parit sebagai Langkah Iman (2)

(sambungan)

Kemudian hal yang kedua, seringkali diperlukan sebuah langkah iman terlebih dahulu untuk memperoleh janji Tuhan. Do our part first, and God will do His part.Kita seringkali berharap hanya pada hasil instan ketimbang berusaha taat terlebih dahulu. Kita hanya ingin Tuhan segera melakukan sesuatu tanpa kita perlu melakukan apa-apa terlebih dahulu. This is not the way God works. Petrus harus terlebih dahulu kembali ke tengah laut untuk memperoleh ikan berlimpah seperti yang diperintahkan Yesus (Lukas 5:1-11), atau lihatlah apa yang dijanjikan Tuhan kepada Yosua berikut ini: "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa." (Yosua 1:3). Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kata Tuhan, itu menunjukkan bahwa kita harus bergerak melangkah dalam iman. Tidak hanya berhenti di tempat, tidak menyingkir ke tepi, tidak diam saja, tetapi bergerak melangkah lebih dalam lagi ke dalam hubungan yang semakin erat dengan Tuhan, dan melibatkanNya dalam segala sesuatu yang kita jalani dalam hidup ini. Keputusan yang kita ambil akan membuat perbedaan nyata.

Selanjutnya hal yang ketiga, kita bisa melihat bagaimana besarnya kuasa dibalik pujian dan penyembahan. Bagaimana Elisa bisa mendapat pewahyuan dari Tuhan dalam menyikapi situasi yang begitu berat? Dia memanggil pemain musik dan melakukan pujian dan penyembahan. (2 Raja Raja 3:15). Dari sanalah kemudian Elisa dipenuhi Roh Tuhan dan kemudian mendapatkan jawaban. Dalam Yosua 6 kita bisa melihat bagaimana tembok sekokoh Yerikho bisa tumbang lewat puji-pujian. Singkatnya, ada kuasa besar di balik puji-pujian. Mengapa? Lewat Daud kita bisa memperoleh jawabannya. "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4). Ya, Tuhan sendirilah yang bertahta di atas puji-pujian kita. Tidaklah heran apabila pujian dan penyembahan punya kuasa yang sangat besar.

Keempat, lewat kisah ini kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah lupa atau lalai dalam menepati janji. Keterbatasan kemampuan kita untuk mengetahui apa yang dirancang Tuhan bagi kita membuat kita seringkali sulit mengerti mengapa waktu Tuhan sering tidak sejalan dengan waktu kita dalam mengulurkan bala bantuan. Firman Tuhan sudah mengingatkan: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11).Petrus juga mengingatkan hal yang sama.  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Tuhan sesungguhnya tidak lalai dan tidak akan pernah lalai. Dia tidak pernah lupa untuk menepati janjiNya. Meski jalannya aneh, meski tidak masuk akal, atau meski terkadang terasa lambat, namun Tuhan pada saatnya akan selalu menggenapi janjiNya kepada orang-orang yang terus taat tanpa banyak tanya.

Hal terakhir, percaya, percaya dan percaya. Ketidakpercayaan, keraguan, kebimbangan, ketidakyakinan sering menjadi batu sandungan terbesar bagi kita untuk bisa menerima mukjizatNya. Padahal Firman Tuhan jelas berkata "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15). Jika masih juga sulit untuk percaya, lihatlah bagaimana Yesus membandingkan kita dengan burung pipit yang sangat murah harganya. "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Lukas 12:6-7). Jika burung pipit yang murah saja Tuhan perhatikan, jika jumlah rambut di kepala kita pun dianggap penting oleh Tuhan sampai Dia merasa perlu untuk menghitung hingga tahu jumlahnya, mengapa kita harus takut dan menyerah dalam situasi sulit? Dan sebuah ayat yang sangat singkat ini menggambarkan seruan penting yang berasal dari Yesus sendiri. "Jangan takut, percaya saja!" (Markus 5:36).

Tuhan lebih dari sanggup melakukan hal-hal ajaib yang tidak terduga, terpikirkan atau terjangkau oleh kita. Logika kita yang terbatas bisa membuat kita berpikir bahwa akan ada kesukaran yang tidak akan teratasi oleh kita, tetapi Tuhan mengatakan bahwa Dia peduli dan bisa melakukan apapun tanpa terbatas oleh logika dan keterbatasan kita. Percaya dengan melakukan langkah iman akan membuat kita mampu menuai keajaiban pertolongan Tuhan. Berbagai keraguan kita sesungguhnya menjadi salah satu penghalang terbesar turunnya mukjizat Tuhan. Itu bagaikan menyumbat parit-parit sehingga limpahan air tidak dapat mengalir seperti kisah 2 Raja Raja 3 yang sudah kita baca kemarin. Jangan lupa ada kuasa besar di balik puji-pujian, dimana Tuhan sendiri bersemayam di atasnya. Apakah ada diantara teman-teman yang tengah berhadapan dengan keadaan yang sepertinya tidak mungkin teratasi? Apakah itu soal sakit penyakit, masalah ekonomi, rumah tangga yang berantakan, masa depan yang sepertinya tanpa arah atau suram atau lain-lain? Hari ini Tuhan mengatakan bahwa tidak ada satupun yang mustahil bagiNya. Berkat dan pertolongan Tuhan bisa selalu datang secara ajaib. Tuhan sanggup mencurahkan segalanya dan memenuhi parit-parit dengan air yang berlimpah dan membawa anda masuk ke dalam kemenangan demi kemenangan jika anda mau mendengarNya dan taat sepenuhnya. Percayalah.

Ketaatan sepenuhnya adalah kunci untuk menerima berkat dan pertolongan Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...