Friday, July 20, 2018

Motivasi Mencari Yesus dalam Yohanes 6 (2)

(sambungan)

Tapi para penganut doktrin atau teologia kemakmuran memang pintar mengolah ayat. Mereka bisa mencatut atau memelintir ayat hingga terlihat seakan mendukung pengajarannya. Mereka piawai dalam mencabut ayat dari konteksnya secara sepihak sebagai pembenaran pengajarannya. Akibatnya banyak orang yang keliru memahami esensi kedatangan dan karya penebusan Kristus di dunia. Hanya mencari keuntungan, mencari cara instan untuk memenuhi segala sesuatu yang terus dipropagandakan oleh dunia, yaitu bahwa kebahagiaan itu diukur lewat uang dan harta kekayaan. Kepemilikan barang-barang mewah, rumah yang berukuran besar dan megah, kendaraan lux, perhiasan, tas, sepatu, baju dan lainnya yang bermerek, itulah yang dianggap menjamin kebahagiaan dalam hidup dan itu kita harapkan disediakan Tuhan sebagai 'reward' atas keputusan kita mengikutiNya. Lihatlah betapa kelirunya cara pikir ini. Ada juga yag mengharap mukjizat tapi menolak untuk sangkal diri dan pikul salib. Ingin posisi yang istimewa di sisi Tuhan tapi enggan meminum cawan seperti yang harus diminum Yesus demi menyelamatkan kita. Semua itu sudah saya sampaikan belum lama ini.

Dan kemarin kita sudah melihat reaksi Yesus kepada orang yang mengikutiNya saat Yohanes menunjuk Yesus sebagai "Anak domba Allah" (Yohanes 1:35-37). Yesus bilang: "Apakah yang kamu cari?" (ay 38). Apa yang kita cari saat kita memutuskan untuk mengikutinya? Ini adalah pertanyaan mendasar yang penting supaya kita memiliki pondasi atau dasar yang benar dalam keputusan kita mengikut Yesus. So, what motivates you to follow Jesus? Apa yang menjadi motivasi kita hari ini mengikuti Yesus, apa yang seharusnya menjadi motivasi yang benar? Apakah kita sudah terbebas dari pemahaman keliru akan konsep atau cara hidup Kerajaan sehigga secara naif berai memasukkan frame kebenaran dalam konteks pemikiran dunia?

Hari ini mari kita lihat sebuah kisah dalam perikop yang singkat pada Injil Yohanes pasal 6 yang diberi judul "Orang banyak mencari Yesus".

"Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus." (Yohanes 6:25-29).

Kalau kita lihat, ayat ini letaknya tidak jauh dari saat Yesus melakukan mukjizat memberi makan lebih dari 5000 orang dengan menggandakan lima roti dan dua ikan (Yohanes 6:1-15). Dan ayat yang mengikutinya pun menunjukkan keterkaitan kepada kejadian itu. Jadi, mereka yang mencari Yesus ini sebagian besar adalah orang-orang yang mengalami langsung mukjizat tersebut. Mereka mungkin kekenyangan dan tertidur setelah perut mereka terisi, sehingga mereka tidak tahu kemana Yesus sudah pergi. Mereka pun bergebas pergi ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

Dan mereka pun menemukan Yesus di seberang danau, lantas bertanya kapan Yesus sampai disana. Lalu "Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (ay 26). Perhatikan bahwa Yesus tahu bahwa motivasi mereka keliru. Mereka mengejar mencari Yesus bukan karena mengerti esensi dari mukjizat yang Tuhan Yesus lakukan pada malam sebelumnya melainkan karena mereka sudah dibuat Yesus makan sampai kenyang dan ingin mendapatkan lagi, bahkan kalau bisa mungkin lebih.

Selanjutnya Yesus menyampaikan apa yang seharusnya mereka pahami dari mukjizat itu. "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." (ay 27). Yesus mengigatkan mereka agar jangan mengejar makanan yang bisa busuk dan rusak, yang ketahanannya sangat singkat tetapi kejarlah makanan yang bisa bertahan sampai pada hidup yang kekal. Lebih dari roti yang bisa kadaluarsa dan segera busuk dalam beberapa hari, roti yang memberi makan untuk kehidupan kekallah yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada manusia.

Agaknya mereka yang mencari Yesus ini bingung dengan ucapan Yesus. "Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" (ay 28). Lalu "Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (ay 29).


(bersambung)


No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...