(sambungan)
Jika Tuhan saja menganggap sebuah kesepakatan itu penting mengapa kita tidak mulai memikirkannya dari sekarang? Ingatlah bahwa tidak akan ada hasil yang bisa dicapai secara maksimal apabila kita semua berjalan sendiri-sendiri. Sebuah keluarga tidak akan bisa harmonis dan kuat tanpa adanya kesatuan di antara anggota-anggotanya. Meski semua melakukan tugasnya masing-masing dengan baik, kekuatannya akan sangat lemah apabila tidak ada kesatuan di dalamnya. Dalam pekerjaan, bisnis maupun pelayanan pun sama. Tidak akan ada program yang bisa berjalan dengan baik, tidak akan ada sebuah pencapaian yang luar biasa apabila tidak didasari dengan kesepakatan. Kita tidak akan bisa tetap tegar atau teguh dalam menghadapi masalah jika hanya sendirian. Pengkotbah mengatakan "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10). Dan selanjutnya juga diingatkan bahwa dua orang yang bepergian bersama dapat menangkis serangan, tapi orang yang sendirian akan dengan mudah dapat dikalahkan. "Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." (ay 12).
Sebuah gereja baru mampu menjadi garam dan terang bagi lingkungan atau kotanya apabila jemaatnya mau bersatu, bersepakat untuk berjalan bersama-sama menjalankan visi dan misi dari gerejanya, sepakat dalam kegerakan yang seirama baik kecepatan langkah maupun kualitas dan effort dalam memberkati lingkungan, kota, bangsa dan negara. Mau sehebat apapun gembala atau pemimpinnya, mau secepat apapun gerakan mereka, tanpa didukung pengerja dan jemaat yang sepakat maka hasilnya tidak akan bisa maksimal atau malah akan jalan di tempat lalu gagal. Di sisi lain sebuah gereja seharusnya mampu mempermudah orang untuk memberi pelayanan dan bukan sebaliknya malah membangun tembok pembatas lewat peraturan-peraturan atau tradisi duniawi yang terlalu rumit sehingga menyulitkan jemaatnya untuk terlibat. Tuhan sangat memperhatikan kesepakatan, itu merupakan hal yang penting bagiNya dan sudah saatnya kita menganggap penting akan hal ini juga.
Akan halnya keluarga, jangan jadikan keluarga hanya sebagai tempat untuk berteduh, untuk tempat beristirahat atau tidur saja, tapi jadikan keluarga sebagai sebuah komunitas dimana kehadiran dan kuasa Tuhan secara kuat bisa dirasakan bukan hanya antar anggota keluarga tapi juga oleh orang-orang disekitarnya. Keluarga yang hangat, bahagia, punya damai sejahtera, keluarga yang memberkati, keluarga yang punya kuasa Tuhan dan berdampak nyata, itu hanya bisa hadir apabila seisi rumah sepakat dalam membangun hubungan dan ketaatan dengan Tuhan, dan sepakat untuk menaati dan menjalankan perjanjian dengan Tuhan secara benar dan serius.
Jangan pernah abaikan kesepakatan apa yang telah kita ikat dengan Tuhan. Pelanggaran akan covenant bukan saja membuat kita gagal mendapatkan janji-janji Tuhan tapi bisa mendatangkan teguran bahkan hukuman berat seperti halnya bangsa Israel pada masa Amos. Jangan buru-buru menyalahkan Tuhan atau keadaan sebelum terlebih dahulu memeriksa apakah kita sudah melakukan bagian kita dengan benar atau belum. Seperti yang saya sampaikan kemarin, dalam Maleakhi 2:5 kita bisa melihat bentuk covenant ini. "Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya--pada pihak lain ketakutan--dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku." Ada yang mungkin berpikir: "tapi saya kan belum pernah mengikat perjanjian apa-apa dengan Tuhan? Terserah saya dong.." Ya boleh saja, tapi jangan berharap untuk bisa memperoleh apa-apa dari Tuhan karena Tuhan tidak terikat perjanjian apapun dengan mereka.
Sudahkah kita memperhatikan secara serius pentingnya sebuah kesepakatan dalam berbagai aspek kehidupan kita? Ingatlah bahwa kesepakatan itu sangat diperlukan untuk bisa mencapai sebuah tujuan, dan kesepakatan pun akan mampu menggerakkan Tuhan untuk melakukan sesuatu.
"Therefore know [without any doubt] and understand that the LORD your God, He is God, the faithful God, who is keeping His covenant and His [steadfast] lovingkindness to a thousand generations with those who love Him and keep His commandments". ("Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan") - Ulangan/Deuteronomy 7:9
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Sepakat (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment