From: D. Adhi Surya
Ayat Bacaan: Keluaran 37:9
-------------------------------
“Kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah menghadap muka kerub-kerub itu.”
Tutup Pendamaian adalah elemen yang sangat penting dari Tabut Perjanjian bangsa Israel. Sebab dari Tutup Pendamaian inilah Allah pernah berjanji kepada Musa bahwa Ia akan berbicara dari atas tutup peti – yakni Tutup Pendamaian – di antara kedua kerub. “Dan disanalah Aku (YHWH) akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku (YHWH) akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.” (Keluaran 25:22)
Dengan sangat jelas dan spesifik Allah mengatakan kepada Musa D-I-M-A-N-A Diri-Nya dapat ditemui dan didengar suara-Nya. Itulah sebab proses pembuatan Tabut Perjanjian – yang di atasnya ditutup dengan Tutup Pendamaian – dicatat oleh Alkitab dengan begitu detail dan spesifik, seperti yang Allah perintahkan kepada Musa bagaimana Tabut itu harus dibuat. Bahkan, dengan sangat jelas dan spesifik pula Allah telah menunjuk siapa yang harus membuat Tabut Perjanjian itu, yakni Bezaleel (lihat: Keluaran 36:1)
Dibalik Tutup Pendamaian itu terdapat 3 (tiga) buah benda yang sangat penting. Ketiga benda itu adalah pertama, Dua Loh Batu yang bertuliskan Sepuluh Hukum Allah (lihat: Keluaran 34), kedua, Buli-buli yang berisi Manna, dan ketiga, Tongkat Harun yang bertunas serta berbunga dan berbuah (lihat: Ibrani 9:4; Keluaran 16:32-33; Bilangan 17:8). Ketiga benda ini merupakan simbol dari Kristus yang digenapi-Nya di dalam Perjanjian Baru.
Pertama, “Dua Loh Batu” – Dua Loh Batu yang bertuliskan Sepuluh Hukum Allah ini merupakan simbol yang mengingatkan kita kepada Tuhan Yesus Kristus yang adalah Firman Hidup itu. Firman Hidup yang menyatakan Allah kepada dunia ini (lihat: Yohanes 1:18).
Kedua, “Manna” – Manna (Roti) yaitu makanan yang khusus diberikan oleh Tuhan untuk bangsa Israel ketika mereka masih berada di perantauan. Manna merupakan simbol akan Diri Yesus Kristus yang adalah “Roti Hidup” (lihat: Yohanes 6:35, 48, 51).
Dan ketiga, “Tongkat Harun” – Tongkat Harun yang bertunas, berbunga serta berbuah adalah simbol yang menunjuk kepada Yesus Kristus yang dapat memberikan “tunas” hidup yang kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya (lihat: Yohanes 11:25-26).
Apa yang Yesus kerjakan di dalam kehidupan-Nya selama 33 ½ tahun adalah menggenapi simbol atau perlambangan di atas. Ia – Kristus – menjadikan Diri-Nya “Tutup Pendamaian” bagi kita semua. Sehingga lewat Yesus Kristus – Sang Tutup Pendamaian itu – kita yang percaya kepada Kristus dapat bertemu dan berbicara kepada Allah secara langsung dan tanpa perantara Imam Besar lagi.
Membayangkan ribet-nya orang-orang yang hidup di jaman Perjanjian Lama (PL) jika ingin bertemu dan berbicara dengan Allah, membuat hati saya bergetar penuh syukur karena lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, saya – dan Anda – tidak perlu lagi melalui ke-ribet-an “tata cara” PL untuk dapat bertemu dan berbicara kepada Allah.
Tetapi sungguh miris dan nyeri rasanya ketika merenungi kehidupan orang-orang yang hidup pasca Perjanjian Baru yang justru tidak menghargai waktu untuk boleh bertemu dan berbicara kepada Allah melalui Yesus Kristus di dalam doa. Jika orang-orang PL hanya bisa bertemu dan berbicara kepada Allah setahun sekali, dan itupun hanya seorang Imam Besar saja yang boleh masuk, maka kita yang sekarang hidup justru tidak menghargai akses langsung tanpa hambatan dan birokrasi untuk bertemu dan berbicara dengan Allah lewat Yesus Kristus di dalam doa. Kita malas berdoa, kita enggan berkomunikasi dengan Allah, kita ogah-ogahan ketika menaikkan doa syafaat, dan bahkan kita terkadang lupa untuk sekedar doa syukur untuk makanan “hari ini” yang kita terima.
Kiranya renungan sederhana ini bisa membuat hati kita tergugah dan membangkitkan kerinduan yang hangat untuk mau bertemu dan berbicara kepada Allah melalui Yesus Kristus di dalam doa.
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh

Home » Renungan Kiriman RHO-ers » From RHO-ers: Tutup Pendamaian
Friday, November 26, 2010
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:

Tuhan Memberkati!

Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Bersiap Menjelang Natal
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment