Monday, May 10, 2010

Elang dan Lebah

Ayat bacaan: Mazmur 23:4
======================
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."

elang dan lebahHari ini istri saya mendapatkan sebuah fakta menarik yang dikirimkan temannya lewat email mengenai burung elang dan lebah. Jika seekor burung elang dikandangkan dalam ukurang sangkar berukuran 2 x 2.5 m, meski atap sangkarnya dibuka, burung elang itu tidak akan bisa terbang. Ternyata burung elang membutuhkan landasan pacu untuk berlari terlebih dahulu sekitar 3 sampai 3.5 m untuk bisa melayang ke angkasa. Di sisi lain, seekor lebah yang terjatuh ke dalam segelas kopi tidak akan bisa kembali terbang pula, karena seekor lebah akan sibuk berputar ke sekeliling gelas sampai mati. Lebah tidak pernah melihat jalan keluar pada bagian atasnya, tetapi hanya akan berusaha mencari jalan keluar lewat pinggiran gelas. Padahal jalan keluar tidak ada di sana, semua jalan tertutup, dan dengan ketidaksadaran lebah untuk melihat jalan keluar di atas, lebah itu pun akan menemui ajalnya.

Ini kisah menarik yang seringkali terjadi pada diri kita. Seperti halnya elang dan lebah di atas, kita sering lupa bahwa ada Tuhan di atas segalanya yang sanggup memberikan jawaban, jalan keluar atau pertolongan, tidak peduli seberat apapun masalah yang kita hadapi. Tapi sama seperti lebah di atas, kita seringkali hanya berputar-putar mencari cara untuk melepaskan diri kita dari masalah, terus mengandalkan kekuatan sendiri saja, atau berharap pada manusia lain, bahkan terjerumus ke dalam alternatif-alternatif yang padahal dianggap jahat di mata Tuhan. Dengan kata lain, kita sibuk mencari solusi dengan cara-cara duniawi dan lupa memandang Allah Surgawi kita. Kita sibuk memfokuskan diri kepada masalah lalu lupa kepada Allah yang sanggup menjadi jawaban atas segala keadaan kita hari ini. 

Yusuf pernah secara langsung mengalami situasi seperti burung elang di atas ketika ia dijerumuskan ke dalam sumur sempit yang gelap oleh saudara-saudara kandungnya sendiri. "Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair." (Kejadian 37:24). Tidak ada catatan bahwa Yusuf berteriak-teriak ketakutan, memohon belas kasih saudara-saudaranya. Tidak ada catatan bahwa Yusuf merasa panik meski tidak ada yang tahu berapa lama ia akan dibiarkan dalam sumur itu. Jika kita berada dalam situasi seperti itu, mungkin kita akan berpikir bahwa itulah akhir dari hidup kita. Mati pelan-pelan tersiksa disana. Tapi tidak bagi Yusuf. Ia masih melihat cahaya terang dari atas. Dan selama ia masih melihat ada "Terang" dari atas, itu artinya pengharapannya belumlah habis. Masih ada Tuhan, di atas sana, yang sanggup melepaskan dirinya. Mungkin bukan saat itu juga, tapi pada waktunya Tuhan pasti mengangkatnya dan membawanya ke dalam keberhasilan-keberhasilan yang gemilang. Saya yakin itu memenuhi pikiran dan hati Yusuf, karenanya ia tidak pernah bersungut-sungut dan mengeluh meski setelah lepas dari sumur ia masih harus mengalami berbagai penderitaan beberapa tahun lamanya.

Jika hari ini anda berada dalam lautan masalah dan merasa terus berputar-putar tanpa hasil yang jelas dengan mengandalkan kekuatan anda sendiri, ini saatnya anda mulai melihat ke atas. Pandanglah Tuhan dan serahkan segala beban anda kepadaNya. Percayalah dengan kesungguhan penuh bahwa Tuhan jauh lebih dari sekedar sanggup untuk membantu anda keluar dari masalah. Tuhan selalu ada beserta anak-anakNya, bahkan dalam kegelapan yang tergelap sekalipun. Daud juga merupakan orang yang mengalami banyak pergumulan hidup sejak masa kecilnya. Tapi lihatlah bagaimana keteguhan hatinya untuk percaya kepada penyertaan Tuhan. "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Daripada fokus kepada masalah, yang seringkali tidak membawa keuntungan apapun bagi kita malah akan memberatkan langkah kita lebih dan lebih lagi, mengapa tidak melakukan perubahan dengan memandang ke atas dan mengandalkan Tuhan, yang jauh lebih berkuasa dari apapun juga? Tuhan tidak menginginkan kita menjadi burung elang yang terperangkap dalam sangkar sempit dan tidak bisa terbang meski dengan atap terbuka sekalipun. Dengan penyertaannya, kita dijanjikan seperti ini: "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yesaya 40:31). Tuhan pun tidak ingin kita seperti lebah yang terus mencari solusi ke kiri dan kanan, berputar-putar tanpa arah dan tujuan, lalu lupa untuk melihat jalan keluar sebenarnya terbentang di atas kita. Firman Tuhan pun berkata: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yeremia 17:7). Bagi orang yang mengandalkan Tuhan, "Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (ay 8). Firman yang tepat sama pun hadir lewat Daud. "Berbahagialah orang yang...kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3).

Ketika anda merasa kesulitan dan menderita akibat berbagai masalah yang membebani hidup anda, ingatlah bahwa di atas sana ada Tuhan yang peduli dan mengasihi kita dengan sepenuhnya. Tidak ada masalah yang terlalu sulit untuk diatasi olehNya. Dan selama kita hidup mengandalkan Tuhan, selama kita berjalan bersamaNya, mengapa kita harus khawatir? Kita bisa belajar dari ketidaksadaran yang dilakukan lebah dan elang di atas agar kita tidak harus berakhir dengan cara yang sama. Solusi selalu ada dalam Tuhan, yang akan selalu menyertai kita dengan kasihNya yang luar biasa meski kita berada dalam lembah kekelaman sekalipun.

Ketika sekeliling anda gelap, arahkanlah pandangan pada terang di atas anda

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...