Saturday, November 23, 2013

Panggung Sandiwara

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: 2 Timotius 2:3-4
=======================
"Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."

Ketika saya hendak menulis renungan hari ini sayup-sayup terdengar lagu Panggung Sandiwara lewat alunan suara rocker senior Achmad Albar. "Dunia ini panggung sandiwara.." demikian awal liriknya. Lagu ini mengajak kita untuk tidak terus hidup dalam kepalsuan dalam dunia yang mudah berubah. Pesan yang baik ini menyinggung salah satu sifat jelek manusia yang masih saja dilakukan oleh begitu banyak orang hingga hari ini, bahkan di kalangan gereja. Seorang pendeta pernah mengatakan bahwa ada banyak gereja yang mewanti-wanti agar kotbah hanya diisi dengan kotbah berkat alias yang baik-baik saja. "Supaya jemaat tidak tersinggung." katanya. Tersinggung? Itulah faktanya. Ada banyak orang percaya yang tampaknya tidak suka ditegur bahkan lewat kebenaran firman Tuhan. Mereka lebih suka terus hidup dalam pikirannya sendiri dan memaksakan kebenaran firman Tuhan untuk masuk ke dalam bingkai pemikiran mereka pribadi. Ironisnya ada banyak pula gereja yang malah ikut-ikutan karena takut kehilangan jemaat. Gereja bukan lagi dijadikan tempat untuk belajar mengenal kebenaran firman Tuhan dan membangun persaudaraan dengan rekan-rekan seiman tapi berubah menjadi sebuah panggung sandiwara. Gereja akan berusaha mencari pengkotbah yang pintar melawak dan terus bicara soal kekayaan untuk menyenangkan hati jemaatnya. Memanggil artis terkenal kemudian mempromosikan lewat media. Jika ini yang terjadi, gereja bukan lagi rumah Tuhan tapi berubah fungsi menjadi panggung hiburan yang penuh sandiwara.

Sudah menjadi kecenderungan bagi manusia untuk lebih ingin mendengar apa yang menyenangkan untuk didengar dan menolak mendengar teguran-teguran yang sering dianggap menghalangi kesenangannya. Di sisi lain, apakah mengikuti Tuhan itu sama artinya dengan membatasi kita untuk menikmati sukacita atau kebahagiaan atau hanya penuh dengan teguran dan larangan? Tentu saja tidak. Tanpa melakukan berbagai kenikmatan yang ditawarkan dunia tapi mengandung jebakan-jebakan berbahaya pun hidup ini bisa terasa sangat indah, bahkan lebih indah dari yang bisa kita bayangkan. Teguran dan larangan itu bertujuan agar kita tidak terpeleset dalam jebakan-jebakan dosa yang hari-hari ini dikemas dengan sangat rapi sehingga tidak lagi kasat mata. Kita bisa tidak sadar masuk ke dalam jebakan itu dan pada suatu ketika sudah sulit untuk keluar atau lepas dari jebakan tersebut. Kotbah-kotbah yang "keras" sesungguhnya mengingatkan kita akan bahaya jebakan dosa. Tetapi bagi banyak jemaat, kotbah seperti ini menjadi sesuatu yang tidak populer bagi mereka. Dan banyak gereja saat ini terjebak mematuhi keinginan seperti ini. Mereka lebih memikirkan kuantitas atau jumlah jemaat dibanding kualitas, yaitu kotbah yang mengandung pesan-pesan agar jemaat bertumbuh dalam iman mereka, mampu membedakan mana yang baik dan buruk, tahu larangan-larangan atau ketetapan-ketetapan Tuhan dan menjauhinya dan tumbuh menjadi pelaku-pelaku firman di tengah kehidupan bermasyarakat. Di antara pendeta pun ada lebih tertarik mencari popularitas dengan hanya memilih jalan aman, bahkan ada banyak pula yang bicaranya hanya fokus pada masalah kekayaan finansial. Bisa dibayangkan bagaimana para jemaat yang masih belum mengerti betul akan kandungan Firman Tuhan bisa terjebak pada harapan akan kekayaan secara materi untuk diri sendiri. Persiapan bukan lagi untuk mengenal kebenaran tetapi sudah seperti menyiapkan sebuah panggung hiburan atau konser.

Hal ini sebenarnya sudah diingatkan sejak jauh-jauh hari. "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Timotius 4:3-4). Itulah yang terjadi saat ini. Orang tidak mau lagi mendengar kebenaran dan hanya mau mendengar apa yang menyenangkan bagi telinga mereka, sesuatu yang membuai bagai mendengarkan dongeng menghibur. Mau apapun isinya, yang penting menghibur, bikin ketawa dan senang. Karena itulah Paulus mengingatkan agar kita selalu siap sedia kapan saja untuk menyatakan apa yang salah dengan tegas. Tetapi ingatlah bahwa itu tetap harus dalam kesabaran dan bukan dengan paksaan apalagi kekerasan. (ay 2). Ini tentu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Jika Paulus masih ada hari ini dan anda bisa bertanya tentang pengalamannya, ia pasti akan bercerita panjang lebar mengenai sulitnya menyampaikan kebenaran kepada banyak jemaat yang degil. Lihat apa katanya. "Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu." (2 Timotius 2:9). Tetapi dia tahu bahwa orang percaya seharusnya siap menanggung semua itu dengan penuh kesabaran agar orang lain pun berkesempatan untuk diselamatkan. "Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal." (ay 10). Dalam kesempatan lainnya Paulus sempat bersaksi: "Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa." (2 Korintus 6:4-5). Semua itu rela ia lakukan demi menyelamatkan lebih banyak lagi, dan itulah sesungguhnya jati diri dari pelayan Allah yang sejati, yang lebih mementingkan penyampaian firman Tuhan secara utuh. Bukan hanya yang enak didengar tetapi juga "makanan keras" pun harus kita kunyah, karena itupun penting bagi kita untuk bisa memperoleh keselamatan yang sudah disediakan Tuhan bagi kita.

Ada waktu dimana orang-orang yang baru bertobat masih memerlukan pengajaran yang lembut, tetapi ada pula waktu dimana mereka harus disapih dan beralih kepada makanan yang lebih keras. "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:13-14). Pancaindera, terutama telinga  haruslah siap mendengarkan Firman-Firman Tuhan yang bunyinya keras sekalipun agar kita benar-benar tahu dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah. Manusia tidaklah bisa terus-terusan dikasih susu seumur hidupnya. Saat masih bayi kita cuma bisa diberi susu, tapi ketika mulai bertumbuh besar susu tidak lagi cukup sebagai satu-satunya asupan nutrisi. Makanan keras akan menjadi makanan yang tepat bagi orang dewasa. Begitu juga pertumbuhan kedewasaan secara rohani tidak akan bisa tercukupi hanya dengan yang lembut-lembut atau hanya yang baik saja. Kotbah berkat boleh saja, tetapi ada kalanya kita harus iklas diingatkan oleh teguran agar kita bisa tetap berada di jalur yang benar, atau kalau sudah terlanjur melenceng kita bisa segera kembali ke dalam kebenaran.

Ada ayat yang berkata: "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Betapa pentingnya hal ini untuk kita pikirkan, terlebih pada jaman di mana orang lebih tertarik untuk hanya mendengarkan segala sesuatu yang nyaman bagi telinganya dan merasa tidak nyaman bahkan tersinggung ketika ada Firman Tuhan yang terasa keras dalam teguran. Hanya orang yang melakukan kehendak Tuhanlah yang akan hidup selama-lamanya. Jika memang masih ada yang tidak benar dalam perbuatan kita, terimalah dengan lapang dada dan rasa syukur teguran-teguran termasuk yang keras sekalipun. Sebab di dalamnya sesungguhnya ada tujuan yang baik untuk menghindarkan kita dari kematian kekal. Ingat pula bahwa kita perlu menguji segala pengajaran yang kita terima agar kita tidak terjebak dalam pemahaman yang keliru apabila ada yang salah menyampaikan. "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik". (1 Tesalonika 5:21). Kita tidak akan bisa menguji dan bakal menelan bulat-bulat seluruhnya termasuk yang salah apabila kita tidak memahami betul firman-firman Tuhan. Karena itulah kita perlu terus membaca dan merenungkan Firman Tuhan yang sudah tertulis lengkap di dalam Alkitab. Pelajari dengan baik agar terhindar dari pengajaran yang salah.

Meski Tuhan menjanjikan berkat berkelimpahan dan kemakmuran, kita harus memperhatikan benar segala bentuk pengajaran yang mengarah kepada hal-hal seperti itu karena belum tentu semua itu benar-benar sesuai dengan Firman Tuhan. Gereja yang memiliki soundsystem baik, tata mimbar atau dekorasi yang baik dan pembicara terkenal tidak salah, selama itu semua bisa mendekatkan jemaat kepada Tuhan dan bisa membawa mereka untuk mengenal Tuhan lebih baik lagi dan bukan ditujukan untuk tujuan-tujuan atau kepentingan yang sudah melenceng dari fungsi sebuah gereja. Jangan sampai itu semua malah merebut posisi Tuhan yang seharusnya atau malah menjauhkan/menyesatkan jemaat dari Tuhan. Bagi yang melayani, tetaplah tegas dalam mengingatkan terutama ketika Tuhan menanamkan itu kepada anda untuk disampaikan, tetapi bersikaplah lemah lembut dan tidak kasar. Sampaikan dengan benar apa kata Firman Tuhan, meski belum tentu orang senang mendengarnya. Mungkin kita perlu menderita seperti halnya Paulus, tetapi jika itu membawa keselamatan bagi banyak orang dan tidak membuat kita digolongkan sebagai penyesat, kenapa tidak?

Jangan hanya memilih yang enak didengar telinga saja, tetapi sampaikanlah Firman Tuhan seperti apa adanya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker