Tuesday, July 16, 2013

Membekali Anak

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 1:10
=====================
"Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut"

Sangatlah memprihatinkan melihat bagaimana anak-anak yang terlibat dalam geng motor terus mengganggu kedamaian di banyak kota. Bukan saja mereka merampas motor, merampok atau memukuli orang tanpa alasan apapun, mereka bisa bertindak lebih sadis seperti memperkosa bahkan membunuh dengan menggunakan benda-benda tajam termasuk golok dan samurai. Untungnya sekarang polisi sudah lebih 'berani' menangkap dan menindak mereka. Belum lama kita melihat ada anggota geng motor yang memeluk ketua komnas perlindungan anak dan menangis di pundaknya. Mereka bisa bertindak diluar batas sebagai anggota geng, tetapi ternyata mereka adalah anak-anak yang masih punya rasa takut juga dan bisa menangis ketika sudah berhadapan dengan penyesalan. Kejam di jalan karena merasa hebat sebagai anggota kelompok berandalan, tapi menangis seperti anak kecil ketika sudah tertangkap. Penyesalan sering datang terlambat. Bisa dibayangkan masa depan anak-anak ini sudah berantakan, kalaupun masih bisa diperbaiki tentu akan banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Kalau kita telusuri, kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga broken home atau dari orang tua yang tidak mampu mendidik anaknya. Mereka adalah produk dari orang tua yang tidak peduli kepada perkembangan jiwa si anak, tidak memperhatikan dengan siapa anak mereka bergaul atau memanjakan anak tidak pada tempatnya. Kalau salah tidak ditegur, tetapi malah dibela. Adakah orang tua yang seperti itu? Tentu saja ada. Saya sudah melihat banyak contoh akan sikap keliru dari orang tua seperti ini.  Jika latar belakang mereka seperti itu, tidaklah mengherankan apabila ketika remaja anak-anak ini akan 'naik kelas' dalam melakukan kejahatan yang terus meningkat dalam skala yang lebih besar lagi. Disaat seperti itu, orang tua tidak lagi berani menegur dan tidak lagi bisa berbuat apa-apa. Jika melihat bahwa ada banyak diantara mereka yang brutal ternyata masih dibawah umur, kita bisa menduga bahwa perekrutan anggota geng sudah dimulai sejak masa sekolah dasar dan akan menjadi lebih intens pada tingkat sekolah menengah pertama. Itu artinya, anak-anak berusia 12-15 tahun sudah bisa melakukan tindakan kejam yang membahayakan orang lain. Ini adalah sebuah masalah sosial yang seharusnya bisa dihindarkan apabila anak-anak ini mendapatkan pelajaran moral dari orang tuanya sejak usia dini. Ingatlah bahwa semua anak-anak lahir dari kondisi yang sama. Apa yang membedakan adalah apakah orang tuanya mau mendidik atau hanya memanjakan atau membiarkan anak tumbuh tanpa dibina. Dari pengamatan saya, hal ini tidaklah tergantung dari apakah mereka lahir di keluarga miskin atau kaya, yang berpendidikan tinggi atau tidak, karena saya sudah bertemu dengan banyak orang tua yang hidup dalam kemiskinan dan tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi tetap mampu mendidik moral dan mental anaknya hingga bisa lebih berhasil dari mereka.

Seperti yang saya sampaikan dalam beberapa renungan terakhir, orang tua punya peran besar terhadap keberhasilan anaknya. Anak akan terbentuk sesuai dengan bagaimana orang tua mendidik mereka dan bagaimana keteladanan yang mereka peroleh dari orang tua mereka. Firman Tuhan sudah mengatakan bahwa keberhasilan anak-anak di masa depan sangatlah tergantung dari orang tua yang punya peran bagai pahlawan yang mengarahkan anak panahnya ke sasaran yang benar. (Mazmur 127:3). Orang tua yang mampu mengarahkan anak panahnya dengan benar akan berbahagia dan tidak akan mendapat malu (ay 4), dan bagi sang anak, pendidikan menurut jalan yang benar akan membuat masa tuanya tidak akan menyimpang dari jalan itu (Amsal 22:6). Terjebak geng motor bukanlah satu-satunya ancaman karena meski mereka bukan anggota geng berandalan yang biadab, mereka masih bisa terjerumus ke dalam jurang kehancuran lewat perilaku-perilaku lainnya seperti obat terlarang, seks bebas, aborsi, terbiasa menipu orang, korupsi dan lain-lain. Itu semua biasanya timbul dari pergaulan yang salah yang tidak diperhatikan oleh orang tuanya, dengan kata lain, dari anak-anak yang tidak memperoleh pengajaran dan perhatian cukup dari orang tuanya.

Fungsi pengawasan dari orang tua terhadap anak-anaknya tentu penting. Tapi ingatlah bahwa tidak kalah pentingnya untuk membekali anak-anak dengan persiapan spiritual yang baik sejak di usia dini. Dalam salah satu bagian awal di kitab Amsal, Salomo berkata "Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut" (Amsal 1:10). Apa yang ia katakan menunjukkan bahwa pengaruh buruk yang dicoba tanamkan kepada anak-anak oleh orang-orang jahat ternyata bukan hal baru melainkan sudah terjadi sejak masa hidup Salomo. "jikalau mereka berkata: "Marilah ikut kami, biarlah kita menghadang darah, biarlah kita mengintai orang yang tidak bersalah, dengan tidak semena-mena; biarlah kita menelan mereka hidup-hidup seperti dunia orang mati, bulat-bulat, seperti mereka yang turun ke liang kubur; kita akan mendapat pelbagai benda yang berharga, kita akan memenuhi rumah kita dengan barang rampasan; buanglah undimu ke tengah-tengah kami, satu pundi-pundi bagi kita sekalian.." (ay 11-14). Perhatikanlah ayat ini. Tidakkah anda masih menyaksikan bentuk kekerasan dan kejahatan yang sama dari kelompok-kelompok berandalan hari ini? Ternyata setelah ribuan tahun manusia tidak juga berubah menjadi lebih baik. Salomo sepertinya tahu akan hal itu, maka ia memberikan pesan kepada para generasi muda setelahnya termasuk buat kita saat ini: "Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka, karena kaki mereka lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah." (ay 15-16).

Adalah sangat penting bagi para orang tua untuk secara kontinu menanamkan Firman Tuhan kepada anak-anaknya. Alkitab bahkan menyebutkan bahwa itu harus dilakukan sering-sering atau berulang-ulang. "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 6:7). Ini artinya ada sebuah proses perulangan yang kontinu yang harus kita lakukan untuk membimbing dan membekali anak-anak kita agar mereka bisa membedakan mana yang benar dan salah dalam hidup mereka. Tanpa kemampuan membedakan, mereka akan sangat mudah diracuni lewat ajakan-ajakan sesat yang bisa membahayakan hidup orang lain dan hidup mereka sendiri. Sebaliknya jika kita mau mendidik mereka lewat sebuah proses yang berkelanjutan, mereka akan mampu memilah-milah mana yang baik dan jahat dan dengan sendirinya mereka bisa terhindar dari berbagai jebakan yang membinasakan.

Membekali anak dengan Firman Tuhan merupakan kewajiban kita sebagai orang tua, sebab "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Jika bagi kita seperti itu, tentunya bagi anak-anak kita pun sama.  Selanjutnya kita bisa melihat apa kata Pemazmur tentang Firman Tuhan lewat ayat yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi bagi kita. "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Firman Tuhan itu pelita dan terang bagi kita para orang tua dan anak-anak kita. Jika anda berjalan di tengah kegelapan, sebuah sinar dari senter tentu akan sangat membantu agar anda bisa selamat sampai ke tujuan bukan? Seperti itulah juga Firman Tuhan yang akan mampu menuntun dan menerangi anak-anak kita agar mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, yang benar dan salah, mana yang mengarah kepada keselamatan dan kebinasaan ,mana yang akan mendatangkan berkat atau kutuk.

Kita perlu mempersiapkan mereka untuk hidup di dunia yang keras dan penuh dengan segala penyesatan ini, dan itu harus dilakukan dengan cara membekali mereka dengan Firman Tuhan. Jika kepada kita yang dewasa sudah diingatkan bahwa dosa selalu mengintip di depan pintu untuk masuk menghancurkan kita apabila kita tidak berbuat baik (Kejadian 4:7), hal yang sama sebenarnya berlaku juga bagi anak-anak kita yang masih kecil atau belia. Oleh karenanya, sebagai orang tua persiapkanlah anak-anak anda sejak dini lewat Firman Tuhan. Ajarkan terus berulang-ulang agar mereka terbiasa hidup dengan mendengar dan mengetahui ketetapan-ketetapan prinsip-prinsip Kerajaan Allah, kemudian menjadi anak-anak yang bertumbuh dengan menjadi pelaku Firman. Dengan demikian, mereka akan mengarungi hidup yang berkemenangan penuh berkat melimpah, berhasil dan menjadi orang-orang yang menginspirasi dan berdampak positif bagi orang lain.

Firman Tuhan adalah pelita yang menerangi hidup anak-anak kita. Bekali mereka sejak dini

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker