Wednesday, November 2, 2011

Pohon Badam (3) : Tunas Baru dari Tongkat Mati

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Bilangan 17:8
===================
"Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam."

pohon badam, tunas, buahSaya menanam sebuah pohon kamboja atau samoja, pohon yang bunganya biasanya dipakai untuk upacara-upacara keagamaan di Bali. Pohon ini memiliki bunga yang sangat khas baik bentuknya yang indah maupun wanginya. Di luar sana bunga ini disebut dengan Frangipangi. Aroma bunga ini pun sering dijadikan aromaterapi seperti yang bisa kita jumpai dalam banyak produk dengan berbagai bentuk. Pohon ini sempat tidak bereaksi apa-apa selama berbulan-bulan. Tidak ada apapun yang tumbuh, hanya batang yang botak tanpa memperlihatkan adanya gejala kehidupan sama sekali. Saya tidak tahu apakah pohon itu masih hidup atau tidak. Tapi saya merasa sayang untuk membuangnya dan membiarkan pohon itu terus di tempat meski terlihat seperti mati. Setelah beberapa bulan, dari pohon itu mulai muncul tunas dan daun. Untunglah saya belum membuangnya. Hari ini pohon itu tumbuh dengan suburnya penuh dengan bunga yang sangat cantik dan wangi. Apa yang terjadi pada pohon ini mengingatkan sebuah gambaran kehidupan baru yang lahir dari sesuatu yang sudah mati.

Dua hari kemarin renungan berbicara banyak mengenai pohon badam alias almond tree yang bisa tetap tumbuh dalam keempat musim, termasuk di dalam musim salju. Keindahan bunga badam yang berwarna putih dipadu dengan putihnya salju memberikan kesan tersendiri yang indah dipandang mata. Dalam bahasa Ibrani kata badam ini berarti "yang berjaga" atau "yang bangun", menggambarkan karakteristik pohon badam yang berbeda dari pohon-pohon lainnya. Hari ini saya ingin mengangkat satu renungan lagi dari pohon badam, ketika pohon ini kembali disebutkan di dalam Alkitab pada jaman Musa dan Harun.

Pada saat itu Tuhan memerintahkan Musa untuk mengumpulkan tongkat dari pemimpin-pemimpin tiap suku dan menuliskan nama pemimpin pada masing-masing tongkat. Dalam pesan itu secara spesifik pula Tuhan menyuruh nama Harun ditulis pada tongkat suku Lewi. Tongkat itu kemudian harus diletakkan di dalam Kemah Pertemuan di mana peti yang berisi tabut Perjanjian berada. Tuhan lalu bersabda: "Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi." (Bilangan 17:5). Keesokan harinya, ternyata tongkat Harun lah yang mengeluarkan tunas. "Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam." (ay 8). Kemudian Tuhan berfirman kepada Musa, "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati." (ay 10).

Tongkat berasal dari sebatang kayu yang sudah mati. Apa yang dialami oleh Harun menjadi momen bagi Tuhan untuk menunjukkan kuasaNya yang ajaib, untuk memperteguh iman agar bangsa itu tidak lagi bersungut-sungut dan karenanya tidak harus menerima hukuman. Di sisi lain, tunas dan bunga badam yang tumbuh di tongkat yang notabene benda mati berbicara mengenai kehidupan yang kembali muncul dari sesuatu yang sudah mati. Bagi anak-anak Tuhan, hidup ditengah keduniawian yang "mati" secara rohani bukan berarti bahwa kita harus ikut-ikutan mati. Kita mampu tetap bertunas, berbunga bahkan berbuah seperti halnya pohon badam. Disamping itu, jika kita mengalami kekeringan rohani dan kehilangan kasih mula-mula kemudian kehilangan damai sukacita,  mengalami banyak "kematian" dalam kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, pendidikan, keluarga dan sebagainya, kita bisa kembali hidup, bertunas, berbunga dan berbuah pada saat kita kembali masuk ke dalam hadirat Tuhan lewat pertobatan sungguh-sungguh.

Dengan memberi diri dibaptis dan kemudian menerima Kristus pun sebenarnya kita telah dimatikan dari dosa dan kehidupan buruk kita yang lama kemudian menerima anugerah untuk kembali lahir baru, menjadi ciptaan baru, becoming the whole new creation. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Seperti itulah kita yang dimatikan dari dosa, lalu keluar kembali menjadi ciptaan baru, persis seperti tongkat Harun yang kemudian bertunas dan berbunga. Jika kita masih berselubung dosa maka lahir baru itu pun menjadi kehilangan makna. Kita tidak menjadi ciptaan baru yang benar-benar baru jika masih menghidupi kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk. Maka kelahiran baru yang dianugerahkan Tuhan harusnya menjadi titik awal bagi kita untuk memulai sebuah hidup baru yang bersih, bukan sebaliknya malah dicemari lagi dengan dosa-dosa seperti dahulu. Paulus pun mengingatkan hal ini. "Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru." (Roma 6:2-4). Kita semua yang dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus. (Galatia 3:27). Dengan demikian seharusnya tidak ada lagi tempat bagi dosa untuk terus bercokol bagi kita. Hidup dalam Kristus akan membuat kita bisa bertunas dan berbuah sepanjang musim, tanpa peduli apa kondisi, situasi atau iklim yang tengah kita hadapi.

Tongkat harun yang berbunga menunjukkan bagaimana Tuhan punya kuasa membangkitkan sebuah kehidupan baru dari sesuatu yang sudah mati. Bukan sekedar tumbuh, tetapi tunas-tunas segar dan bunga yang indah bisa keluar dari sana. Pertobatan adalah awal dari pemulihan. Tidak peduli sesulit atau separah apapun masa lalu kita, kita bisa mengalami pemulihan secara luar biasa apabila kita mau kembali kepada Tuhan dan menaati perintah-perintahNya. Mungkin kita sudah mengalami berbagai "kematian" baik dalam pekerjaan, usaha dan bahkan mengalami mati rohani, tetapi percayalah bahwa Tuhan mampu membalikkan itu semua dan kembali menumbuhkan tunas, buah dan bunga dalam sebuah kehidupan yang benar-benar baru.

Tuhan mampu memulihkan anda sepenuhnya dari beragam kematian dan menumbuhkan tunas-tunas segar baru dalam hidup anda

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker