Sunday, March 14, 2010

Tuhan Tahu

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Keluaran 3:7
====================
"Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka."

Tahukah Tuhan apa yang sedang kita alami saat ini? Itu pertanyaan yang sering muncul di benak orang yang sedang mengalami masalah. Pertanyaan ini tidak saja keluar dari orang tidak percaya, tapi di kalangan anak Tuhan pun sering. Ada kalanya ketika kita merasakan kepedihan dan penderitaan, kita merasa seolah-olah Tuhan berpangku tangan membiarkan kita sendirian. Mungkin Tuhan tidak mendengar, mungkin Tuhan sedang terlalu sibuk, atau mungkin kita merasa terlalu kecil buat diurusi Tuhan. Itu sering menjadi reaksi dari orang-orang yang merasa belum mendapat jawaban atas doa-doanya. Menunggu memang tidaklah mudah, waktu seakan berjalan lebih lambat dari normal. Tapi apakah benar Tuhan tidak mengetahui apa yang kita alami? Tidak. Tuhan tahu. Dia lebih dari tahu, dan itu kabar gembiranya. Tidak saja tahu, tapi Tuhan juga mengerti, dan peduli.

Ayat bacaan hari ini diambil dari saat ketika Musa pertama kali dipanggil untuk dipakai atau diutus Tuhan. Mengapa Musa dipanggil Tuhan? Karena Tuhan tahu betul bagaimana kesengsaraan umatNya di tanah Mesir, dimana mereka hidup sebagai budak yang tidak berharga. Firman Tuhan berkata demikian: "Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka." (Keluaran 3:7). Maka Musa pun diutus Tuhan untuk membawa umatNya keluar dari perbudakan untuk berjalan memasuki tanah terjanji. Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa bukan saja Tuhan tahu, tapi Dia pun peduli dan berkenan mengambil langkah untuk menolong umatNya. Jika pada akhirnya bangsa Israel harus mengarungi perjalanan berpuluh tahun dan hampir seluruhnya dari angkatan pertama yang keluar dari Mesir saat itu gagal memasuki tanah terjanji, itu bukan karena Tuhan ingkar janji, tapi karena kesalahan bangsa Israel itu sendiri. Apa yang dijanjikan Tuhan jelas, sebuah tempat yang kaya dan subur. "Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya" (ay 8).

Ketika Yesus melakukan pelayananNya di muka bumi ini, pada suatu ketika Yesus pergi mengunjungi sebuah kota bernama Nain bersama murid-muridNya diikuti banyak orang yang menyertai perjalananNya berbondong-bondong. Pada saat itu, Yesus bertemu dengan seorang janda yang sedang mengantar jenazah anaknya yang meninggal. Dan betapa menarik, reaksi Tuhan Yesus adalah seperti ini: "Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" (Lukas 7:13). Tuhan Yesus menunjukkan empatiNya akan penderitaan manusia. He knows exactly how it feels. Tidak berhenti sampai disitu, tapi Yesus pun ternyata turut campur secara langsung pada hari dimana sang janda mengira bahwa hidupnya akan berlanjut tanpa kehadiran anaknya lagi. Inilah yang kemudian dilakukan Yesus: "Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" (ay 14). Dan si anak pun bangkit! Ada banyak orang yang melihat dan terkejut dengan apa yang mereka lihat, kemudian segera menyadari bahwa Allah telah melawat mereka. (ay 16).

Sikap pro-aktif penuh empati seperti yang kita lihat dalam dua kisah di waktu yang berbeda di atas merupakan contoh nyata betapa Tuhan memperhatikan nasib kita. Tidak satupun di kolong langit ini yang berada di luar jarak pandang Tuhan. Dia tahu betul apa yang sedang kita rasakan. Tidak hanya tahu, tapi juga peduli dan mau mengulurkan tanganNya untuk menolong kita. Dia adalah Allah yang penuh belas kasihan. Karena alasan itu pula Tuhan sampai harus rela menyerahkan Kristus untuk menebus kita semua dari kebinasaan dan masuk ke dalam hidup yang kekal, yang penuh sukacita, berlimpah susu dan madunya. Dia merasakan penderitaan kita. Begitu merasakan, bahkan Yesus pun sampai menangis melihat warna-warni kepedihan yang dialami manusia, juga menangis melihat bahwa kita seringkali tidak sadar bahwa apa yang kita lakukan sedang mengarahkan kita kepada kehancuran. (bacalah Lukas 19:28-44). Belas kasihNya yang begitu besar tampak dari rupa-rupa pelayananNya ketika hadir di muka bumi ini dengan mengambil rupa seorang hamba.

Berbagai masalah, tantangan, penderitaan mungkin sedang kita alami hari ini, dan mungkin akan kita alami di waktu yang akan datang. Jangan sampai masalah itu membuat kita mengalami kepahitan terhadap Allah, dengan mengira bahwa Dia tidak mendengar, tidak peduli atau tidak mau berbuat apa-apa. Tuhan telah berulangkali membuktikan secara nyata bahwa Dia selalu tahu bagaimana penderitaan kita dan menjanjikan kelepasan dari masalah seberat apapun. Adalah benar bahwa hidup ini tidak akan pernah seterusnya berjalan tanpa penderitaan, tapi di sisi lain kita juga harus tahu bahwa Tuhan akan selalu berkenan untuk turut campur dalam setiap perkara. Tuhan siap menguatkan kita hingga kita mampu menanggung setiap perkara, seberat apapun itu (Filipi 4:13), dan Tuhan pun sanggup melepaskan kita sepenuhnya. Bawalah segala permasalahan anda hari ini ke hadapan Tuhan, dan mari dengarkan apa kataNya. Percayalah bahwa ada belas kasih tak terbatas dari Tuhan untuk anda dan saya.

Tuhan selalu siap untuk turut campur dalam setiap perkara

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker