(sambungan)
Yakobus menyinggung perihal kemurahan hati yang diikuti dengan perbuatan nyata ini. Mari kita lihat sekali lagi yang ia utarakan. Ia berkata "Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?" (Yakobus 2:15-16). Bukankah banyak diantara kita yang masih saja melakukan ini? Ketika orang butuh bantuan, kita mungkin menunjukkan rasa prihatin, bahkan mungkin mengeluarkan kata-kata nasihat yang panjang, menguliahi atau mengkotbahi mereka, tetapi kita tidak melakukan apapun secara nyata untuk meringankan beban mereka. Yakobus mengingatkan bahwa semua itu tidaklah berguna. Ini sama dengan iman yang hanya kita katakan, kita hanya mengakui kita memiliki iman, tapi kita tidak menyertainya dengan perbuatan. Dan iman seperti ini dikatakan pada hakekatnya adalah mati. (ay 17).
Kemurahan hati seperti halnya iman haruslah diikuti dengan sebuah perbuatan nyata.Contoh orang Samaria yang murah hati di atas bisa menjadi pelajaran yang baik mengenai bentuk yang tepat.
4. Murah Hati tidak mengharapkan imbalan
Jika kita mengaplikasikan kemurahan hati berdasarkan sebab akibat dan untung rugi, itu tidak akan pernah mendapat pembenaran dari Tuhan. Memberi hanya karena membalas pemberian orang, atau berharap diberi kembali, berbuat baik karena orang baik kepada kita, mengasihi orang karena mereka mengasihi kita, itu semua masih terlalu dangkal. Yesus mengatakan "Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?" (Matius 5:46-47). Dan inilah yang dituntut dari kita: "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (ay 48). Seperti halnya Bapa di surga mengasihi semua orang dengan sempurna, seperti itu pula kita dituntut untuk berlaku. Membantu, memberi tanpa pamrih, tergerak dan terpanggil untuk melakukan sesuatu secara nyata bukan karena mengharap imbalan atau memiliki tujuan tersembunyi di belakangnya, tapi murni karena belas kasihan, sebuah kemurahan hati yang didasari kasih. Bukan sembarang kasih, tetapi seperti kasih Allah yang tinggal diam di dalam diri kita.
5. Kemurahan hati itu digerakkan oleh kasih
Yesus menyampaikan "Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." (1 yoh 4:21) Yesus juga berkata: "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Sesungguhnya kemurahan hati yang digerakkan oleh kasih memiliki posisi yang sangat tinggi dalam kekristenan. Sudahkah kita memilikinya, dan sudahkah kita mewujudkannya lewat perbuatan-perbuatan nyata kita? Sudahkah kita peka terhadap kesulitan orang di sekeliling kita dan bergerak untuk memberikan bantuan nyata? Atau kita masih berhenti pada rasa iba tanpa perbuatan, masih berhitung untung rugi, memikirkan manfaat apa yang bisa kita peroleh dibaliknya, atau malah tidak peduli sama sekali? Simpati atau iba itu baik, tapi tidak akan ada hasilnya jika tidak diikuti dengan perbuatan nyata. Dan itu haruslah berasal dari hati yang mengasihi. Itulah sebuah kemurahan hati yang selayaknya dimiliki oleh kita. Kehidupan secara global semakin berat, itu artinya semakin banyak orang yang butuh uluran tangan saudara-saudaranya.
Satu hal yang pasti, Paulus sudah mengingatkan kita akan hal ini: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Kalau begitu, siapkah kita mencerminkan pribadiNya yang murah hati dan penuh kasih dalam kehidupan sehari-hari? Kita harus siap datang kepada sesama kita, tanpa memandang latar belakang ras, suku, agama, golongan atau kepentingan politis dan menunjukkan kemurahan hati lewat tindakan nyata yang:
(1) berasal dari kasih karunia Allah,
(2) merupakan cerminan Allah, dan
(3) berasal dari kasih
Kemurahan hati merupakan karakter yang wajib kita miliki yang akan mampu membuat perbedaan nyata
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Murah Hati (3)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment