Monday, April 15, 2013

Melepaskan Pengampunan

webmaster | 12:00:00 PM |
Ayat bacaan: Markus 11:24-25
========================
"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Seseorang yang saya kenal sangat dekat baru saja bercerita tentang bagaimana akhirnya ia bisa melepaskan pengampunan. Sesuatu yang ia alami terhadap salah satu keluarga dekatnya membuat hatinya terluka hingga menyimpan dendam. Ia sadar bahwa kebencian itu bisa menimbulkan masalah dalam membangun hubungan dengan Tuhan, tetapi ia merasa tidak mampu menghilangkan rasa itu. Apa yang ia lakukan adalah menyampaikan perasaan apa adanya kepada Tuhan. "Tuhan, saya tahu bahwa rasa ini membuat doa-doa saya terhalang, tapi saya belum mampu melepaskan pengampunan..bantu saya untuk bisa mengampuninya.." demikian kira-kira bunyi doanya. Ternyata hanya dalam hitungan jam ia menjadi sanggup mengampuni orang tersebut dengan ikhlas. Ia merasa bebannya terangkat, hatinya menjadi lapang. Disaat kita tidak sanggup, Roh Kudus selalu bisa memampukan kita dalam melepaskan pengampunan. Apa yang penting adalah kerelaan kita dalam melakukan itu, karena ada banyak orang yang memilih untuk menyimpan dendam terhadap seseorang meski mereka tahu bahwa itu tidak baik bagi dirinya sendiri.

Ada berapa banyak orang yang masih mengganjal di hati kita karena pernah menyakiti perasaan kita, dan mengapa kita sulit mengampuni mereka? Mungkin bukan satu kali saja mereka melukai perasaan kita, tapi sudah berulang-ulang. Kita bertemu dan bersinggungan dengan begitu banyak manusia dengan berbagai macam sifat yang berbeda. Diantaranya ada yang kasar, tidak peduli, sinis, bersikap merendahkan dan mungkin tidak merasa bersalah jika menyinggung perasaan orang. Persinggungan dengan karakter-karakter seperti ini akan terus menumpuk perasaan sakit hati pada diri kita. Maka tanpa sadar tiba-tiba kita sudah mempunyai daftar yang panjang akan orang-orang yang pernah menyinggung atau menyakiti hati kita. Ironisnya, sebagian besar di antara orang-orang ini merupakan orang yang tidak menyadari kesalahannya sehingga sepertinya mustahil untuk tergerak untuk minta maaf meski telah menyakiti kita. Mereka malah masih saja menambah rasa sakit di hati kita. Seringkali bukan salah kita, dan memang merekalah yang memulai. Rasa kecewa dan sakit hati itu bisa begitu parah, sehingga sulit bagi kita untuk bisa memaafkan apalagi untuk melupakan.

Jika mengacu kepada firman Tuhan, kita seharusnya siap mengampuni tanpa pandang bulu, tanpa menimbang berat-ringannya "dosa" mereka terhadap kita. Mengapa? Karena masalah sakit hati ini jika dibiarkan maka yang rugi adalah kita sendiri juga. Ada banyak orang yang terikat pada kepahitan terhadap seseorang sehingga sulit maju. Mereka terbelenggu oleh trauma masa lalu akibat perlakuan seseorang sehingga sulit bagi mereka untuk menatap masa depan. Ada banyak yang lebih suka membiarkan dendam membara sehingga sukacita mereka pun hilang. Berbagai penyakit bisa timbul akibat hal ini, mulai dari penyakit ringan sampai yang mematikan. Jika dipikir-pikir, betapa ironisnya ketika kita disakiti orang, kita pula yang menderita kerugian lebih lanjut akibat ulah mereka. Dan seringkali orang tidak menyadari bahwa kebencian, sakit hati atau dendam ini bisa memerangkap iman kita sehingga sulit berkembang. Hanya sedikit orang yang manyadari betapa eratnya hubungan antara iman dan pengampunan.

Mari kita lihat ucapan Yesus yang dicatat oleh Markus berikut ini. "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:25). Ini adalah sabda Kristus yang tentunya tidak lagi asing bagi kita. Tapi perhatikan ayat selanjutnya. "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (ay 26). Perhatikanlah bagaimana Yesus merangkai atau menopang dua kalimat tersebut bukan secara kebetulan tetapi dengan sengaja. Saya percaya Yesus mengatakan kedua kalimat ini bukan dalam konteks yang berbeda. Yesus ingin kita tahu bahwa pengampunan merupakan landasan untuk bisa menerima dari Tuhan. Sebelum berdoa, kita harus terlebih dahulu mengampuni orang-orang yang masih mengganjal di hati kita. Bereskan dulu itu, baru berdoa, karena jika tidak, iman kita masih terbelenggu dan doa yang kita panjatkan pun tidak akan bisa membawa hasil apa-apa. Sebelum Yesus mengatakan kedua kalimat di atas, Dia baru saja menjelaskan bahwa iman yang teguh akan mampu mencampakkan gunung sekalipun untuk terlempar ke laut. (ay 23). Iman yang sekecil biji sesawi sekalipun akan mampu melakukan itu. Tuhan siap memberikan apapun yang kita minta dan doakan dengan disertai rasa percaya. Tapi sebelum itu semua terjadi, dan agar itu bisa terjadi, kita terlebih dahulu harus mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita, orang yang telah menyakiti hati kita, orang yang telah melukai perasaan kita. Sebab tanpa itu, iman kita masih terperangkap dalam penjara dan akan terus menghalangi kita untuk menerima segala sesuatu dari Tuhan.

Petrus pernah bertanya berapa kali ia harus siap mengampuni. Dan Yesus pun memberi jawaban. "Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (Matius 18:22). Tujuh puluh kali tujuh menggambarkan keharusan kita untuk bisa terus melepaskan pengampunan tanpa batas. Yesus mengingatkan bahwa kita harus siap memberi pengampunan terus menerus, dan jangan pernah tertarik untuk menyisakan dendam dalam hati kita. Dalam doa yang diajarkan Yesus pun kita diingatkan akan hal itu. "dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." (Matius 6:12) Perihal memberi pengampunan sangat penting dan sangat berkaitan erat dengan pengampunan yang kita terima dari Tuhan. Jika kita mengampuni orang, maka Tuhan pun akan mengampuni kita. (Markus 11:25). Dan permintaan kita dalam doa pun Dia dikabulkan.(ay 24). Tapi hal sebaliknya pun berlaku. "Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (ay 26).

Kembali ke ayat bacaan hari ini, sekali lagi ingatlah bahwa Yesus menopang kedua kalimat itu dengan sengaja. Yesus ingin kita tahu bahwa memberi pengampunan adalah landasan untuk mendapat pengampunan Tuhan dan untuk menerima segala sesuatu dari Tuhan. Dia ingin mengingatkan kita bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk menerima pengabulan doa jika kita masih menyimpan dendam di dalam hati kita pada waktu yang sama. Sikap tidak mau mengampuni akan menghambat saluran iman dan membuat kita tidak mampu melangkah maju. Di dalam hidup kita akan menderita, Tuhan sendiri tidak akan berkenan terhadap kita. Saya memahami betul bahwa dalam kasus-kasus tertentu tidak mudah bagi kita untuk mengampuni seseorang. Mungkin hidup kita sudah terasa hancur, mungkin kerugian sudah terlalu banyak, mungkin tidak akan bisa mengembalikan sesuatu yang terlanjur hilang dari hidup kita karena perbuatan mereka. Tapi biar bagaimanapun kita tetap harus melepasnya agar kita bisa melangkah maju. Kita perlu membebaskan diri kita dari belenggu dendam, membebaskan mereka yang bersalah kepada kita, agar kita bisa memerdekakan iman kita sepenuhnya. Kemampuan kita mungkin terbatas untuk itu, tapi seperti apa yang dialami oleh teman saya di awal, Roh Kudus sanggup memampukan kita untuk memberikan pengampunan dan memerdekakan iman kita. Jika diantara anda ada yang masih menyimpan ganjalan, sakit hati atau dendam terhadap seseorang, berdoalah hari ini dan ijinkan Roh Kudus bekerja untuk menguatkan kita hingga dapat mengampuni orang-orang itu dan dengan demikian membebaskan iman anda. Buanglah sumbatan pada saluran iman anda, maka anda akan menyaksikan bagaimana doa-doa anda akan dikabulkan, dan hidup anda akan terasa begitu ringan dan kembali dipenuhi sukacita.

Berikan pengampunan agar saluran iman mengalir lancar

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker