Monday, March 27, 2017

Menghindari Lubang (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 4:15
==================
"Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus."

Seorang teman persekutuan saya bercerita tentang pengalaman buruknya mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu. Ia seorang ibu dengan dua anak, usianya sudah tidak muda lagi, tapi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ia harus mengajar dan melakukan banyak hal di luar rumah, termasuk banyak menghabiskan waktu di jalan. Suatu kali ia tidak melihat ada lubang menganga di tengah jalan. Motornya terperosok masuk, ia terpelanting ke aspal. Beruntung ia tidak tergiling oleh mobil yang berada di belakangnya. Tapi tetap saja ia menderita patah tangan dan luka di sana sini. Ia dipinggirkan oleh warga setempat ke sebuah warung yang berada tepat di sisi lubang tempatnya kecelakaan. Menurut pemilik warung, sudah sering ada yang celaka gara-gara lubang ini. Kalau sudah sering kenapa tidak ditandai saja lubangnya? Pemilik warung sambil senyum malu mengatakan bahwa itu bukanlah tugasnya melainkan tugas RT dan RW. "Patah tangan itu membuat keluarga saya harus benar-benar berhemat selama masa penyembuhan saya, karena sebagai tulang punggung keluarga, tidak banyak yang bisa saya peroleh selagi cedera seperti ini. Tapi biar bagaimanapun saya bersyukur karena masih hidup. Kecelakaan seperti itu bisa saja membawa akibat yang lebih parah." katanya.

Kalau ada lubang menganga di tengah jalan, anda tentu tidak akan cuek menabrak lubang tersebut melainkan menghindarinya sedapat mungkin. Jika anda pengendara motor, itu bisa sangat membahayakan nyawa atau menimbulkan cedera seperti yang dialami oleh ibu teman sepersekutuan saya di atas. Bagi yang pakai mobil mungkin relatif tidak sampai separah itu bahayanya tapi tetap saja kaki-kakinya dan berbagai onderdil lain di kolong mobil bisa rusak. Bisa patah as misalnya. Dan ongkos reparasinya bisa menghabiskan uang yang tidak sedikit. Saya yakin tidak ada seorangpun yang akan dengan sengaja mengarahkan kendaraannya ke lubang, apalagi kalau lubangnya besar.

Negara kita negara kepulauan, dan itu pun tergambar di jalan raya. Ada banyak 'pulau' di jalan, 'lembah' dan 'gunung'. Maksud saya, jalanan di hampir semua kota ada lubang besar dan kecil yang membuatnya terlihat seperti banyak pulau di tengah lautan kalau sedang hujan, ada polisi tidur, ada batu, paku dan sebagainya yang setiap saat bisa mendatangkan celaka. Setidaknya kalaupun harus kena lubang, kendaraan pasti dipelankan saat melintasinya. Tapi tetap saja ada korban dari jalanan yang dibiarkan berlubang-lubang, yang biasanya terjadi karena sang pengendara kurang hati-hati. Bisa jadi tengah melamun, mengantuk atau kurang konsentrasi saat mengemudi, atau karena tidak fokus sambil mengerjakan hal lain dan sebagainya.

Dalam kehidupan ini ada begitu banyak "lubang" yang siap menelan kita. Kalau kita memperhatikan betul setiap langkah, kita seharusnya bisa menghindarinya. Tapi saat kita lengah atau tidak hati-hati, kita bisa masuk ke dalam lubang dan kemudian diperangkap dosa. Dan seringkali, kita begitu lemah menghadapi perangkap-perangkap dosa yang terpasang di depan kita. Sedikit saja terlihat nikmat, kita akan terjebak, atau malah dengan "sukarela" dan "sukacita" masuk ke dalam perangkap. Hanya karena kesenangan sesaat kita rela menggadaikan keselamatan kekal yang sudah dianugerahkan kepada kita. Begitu rentannya kita terhadap berbagai godaan. Keinginan daging begitu mudah menguasai diri kita. Berbagai peringatan lewat hati nurani, lewat roh dan sebagainya kita abaikan demi kenikmatan yang sesaat saja. Satu dua kali mungkin kita tidak merasa apa-apa, tetapi pada suatu ketika kita harus menanggung konsekuensi kerugian akibat tidak awas terhaap lubang jebakan dosa itu.

Karena itulah Paulus mengingatkan kita untuk sadar. Bukan sadar ala kadarnya tetapi sadar sepenuhnya. "Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!" (1 Korintus 15:34). Kalau kita tidak sepenuhnya atau betul-betul sadar, si jahat akan selalu berusaha mempengaruhi kita untuk kembali melakukan dosa-dosa lewat kebisaan buruk kita yang dulu, atau berbagai bentuk dosa baru yang belum pernah kita perbuat sebelumnya. Jebakan perangkap dipasang dimana-mana, sehingga kalau tidak hati-hati kita bisa terperosok dan celaka disana.

Sekarang mari kita lihat Firman Tuhan lainnya yang mengingatkan agar kita waspada, terutama saat berhadapan dengan jalan-jalan yang penuh lubang perangkap. "Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." (Amsal 4:15). Kita diingatkan untuk menghindarinya dan terus berjalan di jalur yang benar. Ini sangat penting untuk kita ingat, yang kemudian disusul dengan seruan "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat." (ay 14).

Pada kenyataannya ada banyak jalan berlubang terbentang di depan kita. Semua memiliki jalurnya sendiri-sendiri dengan konsekuensi masing-masing, dan semua tergantung kita untuk memilih jalan mana yang ingin kita lalui. Kenikmatan-kenikmatan yang terlihat menggiurkan seringkali merupakan jebakan-jebakan yang siap mencelakakan kita. Oleh karena itu jika kita tidak hati-hati dan membiarkan diri kita lemah maka dengan segera kita bisa terseret masuk dalam perangkap.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker