Sunday, March 5, 2017

Kalau Berjanji, Tepatilah

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Matius 5:37
==================
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat."

Ada orang yang terbiasa mengobral janji. Mereka dengan mudahnya menjanjikan ini dan itu, tapi sebentar lagi sudah lupa dengan janjinya. Saya mengalami hal itu bukan cuma sekali. Saat janjinya ditagih, mereka malah terlihat bingung karena lupa. Ada sebuah istilah gentleman's agreement yang merupakan bentuk perjanjian antara dua atau lebih pihak tanpa adanya ikatan berkekuatan hukum. Tanpa surat perjanjian kerjasama yang mengikat. Dalam sebuah kerjasama bisnis hal ini riskan untuk dilakukan, karena kalau salah satu pihak mangkir dari janji atau kesepakatan maka yang satu pihak lagi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena itulah kita harus hati-hati betul memastikan mana orang yang bisa kita percaya dan cukup dengan gentleman's agreement saja atau harus diikat perjanjian yang resmi supaya tidak dapat masalah di kemudian hari. Kita harus memastikan betul siapa orang yang memang sudah sering terbukti pegang janji dan mana yang tidak serius dengan janji-janji yang mereka berikan.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak menepati janji sudah menjadi sesuatu yang biasa. "Nanti siang saya datang", ditunggu siang tidak datang. Ketika ditanyakan dijawab "sore saja." Sore tidak datang, ditanya berubah ke malam. Sudah malam, jadi besok. Itupun tahu karena ditanya. Tanpa ditanya mereka senyap saja tidak mengabarkan. Alasan orang tidak menepati janji ada banyak. Ada yang bilang ya hanya karena segan, tidak mau membuat orang lain kecewa, atau alasan lain. Yang penting janjikan saja dulu, alasan bisa dicari belakangan. Anda pernah bertemu dengan orang-orang bertipe seperti ini? Rasanya siapapun akan menjawab pernah. Semoga anda bukan termasuk salah satu diantaranya.

Perilaku ini sering kita pandang sebagai sesuatu yang manusiawi dan wajar. Padahal kalau mengacu kepada Firman Tuhan, suka ingkar janji sangatlah bertentangan dengan Firman. Perilaku ingkar janji ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan berbohong. Kalau berbohong itu salah, ingkar janji pun sama. Lihatlah apa kata Yesus berikut ini: "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (Matius 5:37). He says, "Let your Yes be simply Yes, and your No be simply No; anything more than that comes from the evil one."

Kalau kita lihat dalam ayat sebelumnya, Yesus mengatakan hal ini dalam konteks menasihati kita untuk tidak bersumpah, yang didasarkanNya dari 10 Perintah Allah: "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu" (Keluaran 20:16). Kenyataannya, ada banyak orang yang bahkan dengan mudah bersumpah demi segala sesuatu, bahkan demi Tuhan untuk sesuatu kebohongan. Mungkin kita tidak melanggar sumpah, hanya ingkar janji. Mungkin juga itu hanya dilakukan untuk sesuatu yang tidak penting atau bukan hal hal serius, bukan urusan kerjaan atau yang berpotensi merugikan secara moril dan materil. Tapi sebenarnya, mengacu pada apa yang disampaikan Yesus di atas, apapun alasannya, itu jelas-jelas melanggar firman Tuhan.

Tuhan sangat tidak suka, bahkan dikatakan jijik dengan sikap atau kebiasaan seperti ini. Itu bisa ditemukan dalam Mazmur, yang berkata: "Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu." (Mazmur 5:7). Dari ayat ini kita melihat bahwa penipu disamakan dengan pembunuh. Sepintas mungkin terlihat aneh, tetapi sebenarnya tidaklah salah karena penipu, orang yang bersaksi dusta, orang yang ingkar janji bisa membunuh harapan orang, kepercayaan orang, bahkan karakter orang lain dengan segala kebohongannya. Salomo di kemudian hari mengingatkan lebih lanjut: "Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar." (Amsal 19:5). Pada saatnya, orang-orang pembohong tidak akan luput dari hukuman. Begitu seseorang berbohong, maka Tuhan pun akan menjadi lawannya. (Yehezkiel 13:9).

Kita perlu belajar dan melatih diri, mengubah kebiasaan kalau sudah terlanjur, untuk menepati dan menganggap serius sebuah janji, tak peduli se-sepele apapun. Kita perlu memperhatikan secara serius janji yang kita berikan dan tidak asal-asalan mengumbarnya. Kalau kita biarkan, kebiasaan melanggar janji bisa terus bertambah parah. Tidaklah mengherankan kalau hari ini orang bahkan bisa santai saat melanggar janji yang pernah ia ucapkan. Contoh paling gampang saja, orang dengan mudahnya bercerai.Padahal itu jelas-jelas melanggar janji nikah yang mereka ucapkan bukan cuma di depan pendeta tapi juga merupakan janji kepada Tuhan yang memateraikan hubungan pernikahan.

Orang yang selalu menepati janji dengan sendirinya menjadi saksi kuat akan dirinya sendiri dalam hal kebenaran, sehingga mereka tidak lagi perlu mengucapkan sumpah-sumpah lewat bibirnya untuk meyakinkan orang lain. Kita harus mampu menjalani kehidupan yang bisa mendatangkan kepercayaan orang pada diri kita lewat kesetiaan kita akan sebuah janji, dan itu akan jauh lebih terbukti dibanding kepercayaan yang bisa diperoleh lewat ucapan yang berusaha meyakinkan orang lain.

Kalau kepada manusia saja penting, jangan pernah berani untuk mengumbar janji kepada Tuhan tapi tidak ditepati. Disebut juga dengan nazar, yang merupakan janji kita terhadap Tuhan ketika memohon sesuatu, itu tidak boleh kita lupakan, ditunda atau dilanggar. Jangan pernah menunda atau lupa membayar nazar, karena itu juga akan menjadi sebuah kebohongan yang sangatlah tidak berkenan di hadapan Tuhan. "Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu." (Pengkotbah 5:4).

Memegang teguh dan menepati janji merupakan bagian dari integritas. Kita tidak bisa mengaku sebagai orang berintegritas yang hidup sesuai Firman kalau kita masih suka tidak menepati janji. Hendaklah kita mau menghormati janji dan senantiasa menepatinya. Jika berjanji, tepatilah. Kalau ya katakan ya, kalau tidak katakan tidak. Kalau kita belum yakin, jangan terburu-buru menjanjikan sesuatu. Sebab, kalau mengatakan ya tapi tidak dilakukan, itu adalah kebohongan yang datangnya dari iblis. Ketika mengatakan ya, peganglah itu dengan sungguh-sungguh. Jangan biasakan untuk memberi janji-janji palsu dengan alasan apapun. Seperti yang dikatakan sebuah pepatah dalam bahasa Inggris "Never make a promise you can't keep", hendaklah kita selalu mengutamakan kejujuran agar tidak membuka peluang bagi iblis untuk masuk dan mengacak-acak hidup kita. Ingatlah bahwa janji yang dibuat asal-asalan dan tidak ditepati akan mengakibatkan ketidakpercayaan orang pada kita, dan merupakan sebuah dosa menjijikkan di mata Tuhan.

Breaking promises are worse than lies, because you make them hope. Hope for something that you're not sure you can give"

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker