Wednesday, May 17, 2017

Mengatasi Mood Buruk (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Kita bisa melihat bahwa Yesus tahu betul apa yang menjadi tugas atau 'makananNya', seperti yang dicatat dalam ayat berikut: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34). Belajar dari hal ini, kita pun perlu benar-benar tahu terlebih dahulu apa yang menjadi panggilan dan tugas kita agar kita mampu mengatasi masalah mood ini. Tanpa tahu panggilan kita maka akan sangat sulit bagi kita untuk tetap fokus dalam mengeluarkan yang terbaik dari diri kita.

Para murid dan Rasul setelahnya pun sama. Meski apa yang mereka hadapi sangatlah sulit, mereka tidak patah semangat dalam melakukannya. Lihatlah 'curhat'-an Paulus berikut ini: "Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat." (2 Korintus 11:23-28). Lihatlah betapa mahalnya harga yang harus dibayar Paulus untuk menyampaikan berita keselamatan bagi manusia.

Atas segala penderitaan itu, bukankah Paulus punya lebih dari cukup alasan untuk berhenti melakukannya? Jangankan hanya masalah mood, apa yang harus ia hadapi sangat mengancam nyawa dan mendatangkan penderitaan dan rasa sakit. Tapi kita bisa melihat bagaimana sikapnya untuk terus fokus dan tidak tunduk kepada mood dan penderitaan fisik maupun psikis dalam menjalankan panggilannya. Dan itu semua ia katakan untuk memelihara semua jemaat-jemaat yang diberikan Tuhan kepadanya, menyampaikan berita keselamatan dan menjaga mereka semua untuk tetap berada pada jalan tersebut. Apabila Paulus tergantung pada mood dan kenyamanan dalam menjalankan tugasnya maka ia tidak akan pernah bisa berhasil dengan luar biasa membawa dampak terhadap pewartaan tentang kabar keselamatan dan pengajaran tentang kebenaran menurut pewahyuan Allah untuk manusia sepanjang masa.

Mari kita pastikan jangan sampai mood mempengaruhi kinerja kita. Kita tidak boleh tergantung pada mood tetapi justru harus mampu mengendalikan atau bahkan menciptakan mood positif dalam bekerja. Itu tidak mudah dan butuh proses, tetapi mulailah sekarang juga agar jangan lebih banyak lagi waktu yang terbuang sia-sia. Kemampuan, bakat, tingginya pendidikan, ketrampilan dan sebagainya memang sangat penting, tetapi mood seringkali menjadi penghalang terbesar kita untuk sukses. Jangan pakai alasan mood untuk membenarkan minimnya produktifitas kerja kita. Jangan biarkan mood membelenggu kita untuk maju, bertumbuh dan berhasil untuk mencapai semua rencana Tuhan yang gemilang atas diri kita. Atasilah segera agar anda bisa memberikan hasil yang terbaik dalam segala sesuatu yang anda lakukan atau kerjakan.

Decide every morning that you are in a good mood

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker