Monday, May 1, 2017

Dari Buruk Jadi Lebih Buruk (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yohanes 5:14
======================
"Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."

Ada pepatah lama yang berbunyi: 'alah bisa karena biasa'. Pepatah ini mengacu kepada sifat nature manusia yang lewat kebiasaan mengerjakan sesuatu akan bisa melakukannya tanpa kesulitan lagi. Saya dahulu bukan penulis. Pertama kali saya mencoba menulis dua alinea singkat membutuhkan waktu 8 jam. Tapi seiring waktu, sudah lebih 10 tahun saya setiap harinya menelurkan tulisan, baik untuk renungan ini maupun dalam pekerjaan saya sebagai jurnalis. Kalau anda belajar sesuatu dan kemudian berlatih dan melakukannya secara rutin, anda akan bisa melakukan itu dengan natural. Anda lihat musisi yang berlatih keras meningkatkan skil dan eksplorasinya, setelah bertahun-tahun maka mereka menjadi piawai menguasai instrumen mereka. Maka anda akan berkata: "wah, itu sulit sekali, tapi ia membuatnya terlihat seperti mudah!"

Melakukan kebiasaan yang baik akan membuat diri kita terlatih dan bertumbuh lebih baik. Tapi sayangnya, hal sebaliknya pun terjadi. Kalau kebiasaan buruk yang anda pupuk, maka hal buruk itu pun akan mengalami peningkatan pula, dari buruk menjadi lebih buruk kemudian menjadi semakin buruk. Anda mulai dari korupsi kecil dengan mark-up harga barang, sekali dua kali berhasil maka nilai mark-up pun mulai semakin berani meningkat sampai korupsi besar-besaran. Anda mulai mengkonsumsi obat terlarang, awalnya cuma coba-coba tapi kemudian menjadi addict atau ketagihan. Anda mulai belajar bandel dan membangkang, lama-lama jadi pemberontak dan jahat. Mulanya berbohong kecil, tapi kemudian jadi penipu yang dingin.

Betapa seringnya kita lupa bahwa dosa itu bisa meningkat eskalasinya dan membawa akibat yang terus semakin parah. Dosa lama yang kembali kita rangkul, dosa-dosa 'kecil' yang terus kita biarkan bisa mendatangkan dosa lebih banyak dan dengan sendirinya membawa akibat lebih buruk. Kalau tadinya kita merasa menyesal ketika berbuat dosa, ketika itu terus berulang-ulang kita biarkan maka lama kelamaan berbuat dosa akan terasa lebih ringan karena kita sudah terbiasa melakukannya. Hati nurani kita tidak lagi berfungsi atau terlanjur mati. Kita jadi terbiasa berbuat dosa dan tidak lagi merasa bersalah ketika melakukannya. Dosa terus meningkat sehingga mendatangkan banyak masalah dalam tingkatan yang seringkali bertambah pula. Dosa yang terus dibuahi akan mendatangkan dosa-dosa yang lebih berat dan banyak, pada akhirnya berujung maut.

Yesus mengingatkan akan hal ini ketika ia menyembuhkan orang lumpuh di kolam yang disebut Betesda (Yohanes 5:1-18). Orang yang lumpuh ini sudah begitu lama mengalami lumpuh. Tidak main-main, ia sudah menderita selama tidak kurang dari 38 tahun. Ia sangat berharap akan kesembuhan. Sayangnya waktu itu tidak satupun orang yang mau membawanya masuk ke dalam kolam. Suatu hari Yesus yang ada disana melihatnya dan tanpa perlu basah menceburkan diri seperti yang dilakukan banyak orang saat mengharapkan kesembuhan, si lumpuh ini mengalami mukjizat kesembuhan dari Yesus.

Mari kita lihat kisah setelahnya. Setelah mengalami mukjizat kesembuhan, ia bertemu dengan Yesus di dalam Bait Allah. Perhatikan apa yang disampaikan Yesus kepadanya. "Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (ay 14). Yesus mengingatkan orang ini agar jangan berbuat dosa lagi setelah sembuh, karena itu bisa membawa dampak yang lebih buruk lagi kepadanya. 38 tahun harusnya sudah lebih dari cukup untuk menjadi pelajaran akan bahaya dosa. Godaan untuk itu tetap ada, sesuatu yang dikatakan orang sebagai hal manusiawi. Karena itulah Yesus mengingatkan kita agar tidak tergoda. Jangan berbuat dosa lagi, supaya jangan sampai yang lebih buruk terjadi pada kita.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker