Friday, April 21, 2017

Jadi Budak dalam Kemerdekaan (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Keluaran 1:11
========================
"Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses."

Jika boleh memilih, adakah orang yang mau hidup dibawah jajahan orang lain? Saya rasaya tidak ada satu orang pun yang mau. Kemerdekaan itu bahkan sangat mahal harganya. Ada banyak pejuang kemerdekaan yang harus rela mengorbankan nyawanya agar kemerdekaan bisa direbut dan dinikmati oleh generasi sesudahnya. Bangsa kita sudah merasakan langsung betapa perihnya menjadi budak di tanah air sendiri. Di beberapa bagian dari negeri ini penjajahan berlangsung sampai 350 tahun. Itu tidak sebentar. Selama masa perjuangan begitu banyak tentara dan pejuang yang wafat di medan perang. Setelah Proklamasi dikumandangkan, bangsa ini ternyata masih harus berjuang melawan penjajah yang ingin kembali masuk menguasai negeri ini.

Kalau bukan soal perang, lihatlah bagaimana kaum kulit hitam di Amerika yang begitu lama harus rela dijadikan budak di bagian Utara Amerika yang berlangsung selama beberapa abad. Dipekerjakan paksa diluar kesanggupan, disiksa tanpa perikemanusiaan, hak-hak sebagai warganegara bahkan sebagai manusia dirampas. Pemandangan mengerikan dari orang kulit hitam yang digantung di atas pepohonan di pinggir jalan menjadi pemandangan mengerikan yang biasa. Dan sebagai budak, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti itulah tersiksanya hidup sebagai budak. Tidaklah heran kalau siapapun akan berjuang dan siap berkorban agar bisa hidup dalam alam kemerdekaan.

Bangsa Israel pun sempat mengalami masa-masa sebagai budak. Seperti bangsa kita yang mengalami kerja paksa, mereka pun pernah mengalaminya ketika berada di bawah kekuasaan Mesir. "Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses." (Keluaran 1:11). Mereka diharuskan melakukan kerja rodi, alias kerja paksa yang diwajibkan oleh bangsa penjajah tanpa memperoleh upah apapun.

Seperti apa beratnya dan bagaimana mereka diperlakukan? "Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu." (ay 13-14). Belakangan mereka pun kembali mengalami pembuangan di Babel dan kembali harus mengalami kerja paksa ini. Jelas menjadi budak terjajah seperti itu sangatlah menyakitkan. Pahit, getir, penuh penderitaan.

Mana ada orang yang mau dengan senang hati jadi budak? Logikanya seperti itu. Tapi sadarkah kita kalau bisa jadi, tanpa sadar banyak diantara kita yang sebenarnya masih terbelenggu sebagai budak di alam kemerdekaan? Kita berpikir bahwa kita sudah merdeka, tetapi sebenarnya kita masih berada dibawah perbudakan dosa. Kemerdekaan sejatinya sudah menjadi milik kita. Dengan menerima Kristus kita bukan saja diselamatkan tetapi juga dimerdekakan dari berbagai kuk perhambaan (Galatia 5:1). Kita pun sudah menerima anugerah hidup baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17).

Oleh karena itu, kemerdekaan jelas sudah menjadi milik kita dalam perjalanan menuju keselamatan yang kekal. Tetapi kalau kita tidak sadar, jangan-jangan  kita masih terbelenggu oleh dosa-dosa atau kebiasaan buruk kita di masa lalu atau masih berada dibawah pengaruh si jahat yang terus menggoda kita melakukan berbagai pelanggaran. Bila ini yang terjadi maka status merdeka kita pun hanya tinggal status, karena kenyataannya kita masih dengan senang hati memilih untuk jadi orang terjajah dan terbelenggu oleh berbagai hal buruk, masih diperbudak oleh iblis dan terus menjadi hamba dosa.

Ikatan ini bisa begitu kuat sehingga seperti bangsa Israel kita pun masih berpikir untuk lebih memilih menjadi bangsa terjajah ketimbang keluar dan menuai janji Tuhan. Lihat bagaimana bangsa Israel bersungut-sungut. "Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:12).

Kita mungkin tertawa melihat kebodohan mereka, tapi bisa jadi kita pun masih bertindak seperti itu. Gelimang dosa dan kebiasaan buruk terkadang terasa begitu nikmat, sehingga kita lebih memilih untuk membiarkan diri kita binasa ketimbang berbalik untuk mengikuti jalan Tuhan dengan penuh ketaatan. Sebagian dari kita terus melakukan kerja rodi tanpa henti, mengorbankan segalanya demi memenuhi kebahagiaan menurut ukuran-ukuran dunia. Kita seharusnya sudah merdeka tapi kita masih membiarkan hak-hak kita dirampas oleh si jahat beserta kroni-kroninya di dunia. Ironis dan berbahaya sekali apabila kita yang seharusnya sudah merdeka masih memilih hidup di bawah standar perbudakan.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker