Wednesday, November 30, 2016

Jemaat Efesus

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Wahyu 2:2-4
========================
"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula."

Melayani, menjadi rekan sekerja Tuhan merupakan pekerjaan mulia yang sesungguhnya sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang percaya. Karena itu, adalah sangat baik apabila anda saat ini sudah masuk ke dalam pelayanan dalam bentuk apapun dan memuliakan Tuhan di dalamnya. Di gereja ada begitu banyak posisi dimana anda bisa ambil bagian, seperti tim musik, worship leader, singer, usher, multi media, organizer dan sebagainya. Selain di gereja, anda bisa turut serta dengan rekan-rekan melakukan pelayanan di luar yan tentu saja tidak kalah penting dan berharganya, tergantung apa yang menjadi panggilan anda. Melayani dimanapun, apapun bentuknya, tentu akan menyenangkan hati Tuhan jika dilakukan dengan hati yang mengasihi Tuhan dan sesama.

Sayangnya, ada banyak yang kemudian malah menjadi terfokus pada kesibukan pelayanan dan tidak lagi punya waktu untuk mengenal pribadi Tuhan secara lebih jauh. Atau yang lebih menyedihkan, ada pula yang melayani karena hendak 'menyogok Tuhan'. Agar bisnis diberkati, agar hidup dilancarkan, dan bentuk-bentuk lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menuntut imbalan atau balas jasa dari Tuhan. Ada yang melayani karena takut tidak selamat dan bukan lagi karena mengasihi Tuhan. Ada yang tidak kalah parahnya, melayani agar terlihat wah di mata orang lain alias sebagai ajang pamer rohani dan diri sendiri.

Semua alasan di atas barulah sebagian dari motivasi-motivasi yang mungkin mendasari keputusan seseorang untuk melayani. Ada paradigma maupun tujuan dan hekekat yang bergeser terhadap mlakukan pelayanan yang bisa jadi tidak kita sadari. Maria dan Marta mungkin menjadi contoh yang paling baik dalam hal ini. Keduanya melakukan hal yang baik, tapi lihatlah bagaimana tanggapan Yesus terhadap keduanya. Ketika Marta dikatakan sibuk sekali melayani (Lukas 10:40), Maria justru memilih untuk diam di kaki Tuhan dan terus mendengar perkataanNya. (ay 39). Dan Yesus pun berkata demikian: "Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (ay 41-42).

Tentu saja sangatlah baik ketika kita melakukan pekerjaan Tuhan, tapi kita harus melakukannya atas dasar atau tujuan yang benar, dan diatas segalanya jangan lupakan pula pentingnya untuk berdiam di kaki Tuhan dan mendengarkan perkataanNya. Sebuah hati yang melayani seharusnya lahir dari kasih kita kepada Tuhan dan kasih kita kepada sesama, kerinduan untuk melihat lebih banyak lagi orang yang bisa menikmati keindahan sebuah hubungan yang intim dan erat dengan Tuhan. Kalau kita malah sibuk pelayanan tapi hubungan dengan Tuhan terbengkalai, kalau hubungan kita dengan Tuhan ditempatkan jauh di bawah pentingnya melayani, bukankah itu sudah melenceng dari hakekat sebenarnya?

Ada contoh lainnya yang menarik untuk kita jadikan pembelajaran, yaitu dari kehidupan jemaat di Efesus. Kota Efesus berada di Asia Kecil, yaitu kawasan di Asia Barat Daya yang letaknya kalau pada peta hari ini kurang lebih di Turki bagian Asia. Kota Efesus merupakan kota tua yang dikenal punya peradaban tinggi selama berabad-abad dan merupakan kota perdagangan yang kaya raya. Di kota ini pula, seperti halnya daerah Asia Kecil lainnya pada masa itu, penduduknya menyembah berhala. Dikatakan bahwa mereka menyembah patung dewi Artemis yang dipercaya jatuh dari langit (Kisah Para Rasul 19:35). Disana kekuatan sihir berkembang dengan sangat pesat, sesuai pengakuan beberapa tukang sihir yang bertobat (ay 19).

Keadaan ini membuat usaha pewartaan Injil di Efesus menjadi jauh lebih sulit. Paulus bahkan menggambarkan itu sebagai pelayanan yang banyak mencucurkan air mata, banyak percobaan dan usaha pembunuhan (20:19). Tetapi berkat tuntunan Roh Kudus, Alkitab mencatat pelayanan Paulus membuahkan hasil luar biasa. Selama 2 tahun Paulus mengajar dengan berani (19:8-10) mulai dari rumah ibadat hingga ruang kuliah Tiranus (19:8-10). Ia juga melakukan mukjizat-mukjizat yang luar biasa (19:11). Semua ini kemudian membuat firman Tuhan terdengar oleh semua orang (ay 10), dan makin berkuasa (ay 20).

Mari kita lihat lebih jauh profil jemaat Efesus yang terbentuk dari jiwa-jiwa yang diselamatkan dalam misi pewartaan Injil Paulus beserta rekan-rekannya. Jemaat di Efesus dikenal sebagai jemaat yang setia dan penuh semangat penginjilan. Mereka tidak terpengaruh atau takut pada lingkungan disekeliling mereka yang menyembah berhala. Meski mungkin sulit, mereka dikatakan selalu menjaga integritas mereka. Mereka bahkan dikatakan  punya karunia mampu membedakan rasul palsu dari yang asli. "Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta." (Wahyu 2:2). Mereka rela menderita dan tidak kenal lelah. (ay 3). Semua ini diketahui benar oleh Tuhan. Luar biasa bukan?

Akan tetapi lihatlah ayat selanjutnya. Meski Tuhan tahu dan menghargai upaya mereka, Tuhan menegur mereka. Teguran atas apa? Firman Tuhan berkata: "Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula." (ay 4).

Meski mereka giat dalam pelayanan, tetapi Tuhan mencela mereka karena mereka meninggalkan kasih mula-mula. Artinya mereka lebih memprioritaskan "pekerjaan Tuhan" daripada kerinduan untuk mengenal lebih jauh "pribadi Tuhan" dan mengasihiNya seperti semula.

Dari jemaat Efesus kita bisa belajar bahwa memang penting untuk melakukan pekerjaan Tuhan, tetapi adalah jauh lebih penting lagi bagi kita untuk menjaga keintiman, hubungan yang sehat dengan Tuhan secara konsisten. Kita harus tetap mengarahkan fokus pada kasih yang semula agar fokus tidak berpindah kepada "sekedar menjalankan tugas dan kewajiban" dan akibatnya kehilangan kasih yang semula, sebuah kasih yang meluap-luap tanpa pamrih ketika kita pertama kali menerima Kristus.

Menjaga keintiman dengan Tuhan akan membuat kasih mula-mula tetap ada dalam diri kita. Tekun berdoa, tidak meninggalkan saat teduh, meluangkan waktu-waktu khusus untuk berdiam di hadiratNya, memanjatkan pujian/penyembahan dengan penuh rasa syukur dan suka cita, semua itu akan membuat roh kita tetap menyala dalam kasih mula-mula. Agar pelayanan kita berkenan bagi Tuhan, marilah kita tetap menjaga bahwa apapun yang kita kerjakan adalah semata-mata demi kemuliaanNya, karena kita begitu mengasihiNya dan rindu lebih banyak lagi orang bisa merasakan kedekatan hubungan yang indah dengan Tuhan, bukan karena sekedar sebuah tuntutan semata apalagi dijadikan sebuah ajang minta-minta kepada Tuhan.

Pastikan anda melayani dengan dasar yang benar

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker